Epidemiolog soal Varian Omicron: Vaksin dan Booster Penting



Jakarta, Indonesia —

Epidemiolog Kamaluddin Latief mengatakan vaksin booster punya peran penting dalam menjaga imunitas seseorang. Menurutnya, vaksin booster diperlukan untuk membantu dan memperkuat perlindungan yang dimiliki setelah mendapatkan dua dosis pertama.

Dia menyebut dosis booster ini berperan penting karena antibodi atau imunitas yang dibentuk oleh vaksin dapat turun atau berkurang seiring berjalannya waktu.

“Merujuk pada data sementara dan adanya varian Delta dan (B.1.617.2) Omicron (B.1.1.529) menegaskan pentingnya vaksinasi dan booster,” ungkap Kamal melalui keterangan tertulis.

Bukti bahwa penurunan perlindungan vaksin seiring berjalannya waktu dibuktikan dengan adanya peningkatan transmisibilitas varian Omicron serta efektivitas vaksin terhadap Covid-19 mengalami penurunan. Sehingga, tingkat infeksi yang lebih besar dari berbagai varian tersebut bermunculan. Oleh karena itu, booster dinilai dapat membantu perlindungan jangka panjang dan juga meminimalisir dampak dari sakit parah akibat terserang Covid-19.

Kamal juga menjelaskan bahwa pentingnya vaksinasi, booster, dan upaya pencegahan diperlukan untuk melindungi diri dari Covid-19. Sedangkan, efektivitas yang lebih rendah kemungkinan disebabkan oleh kombinasi penurunan perlindungan seiring berjalannya waktu sejak vaksinasi, ditambah dengan infeksi yang lebih besar dari varian Delta. Sehingga, vaksin Covid-19 dapat bekerja dengan baik untuk mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian, bahkan terhadap varian Delta yang tersebar luas.

“Namun para ahli kesehatan masyarakat mulai melihat perlindungan yang berkurang, terutama di antara populasi tertentu, terhadap penyakit ringan dan sedang,” tambahnya.

Dirinya menambahan, belum banyak data tentang semua vaksin Covid-19 untuk mengetahui apakah semua vaksin dapat dikombinasikan untuk dosis kedua dan booster. Dia mengakui, masih memerlukan lebih banyak riset di masa depan untuk menjawab hal tersebut. Namun, apabila dosis kedua AstraZeneca tidak tersedia, WHO sudah menyatakan bahwa dosis kedua Pfizer atau Moderna dapat digunakan.

” Ada beberapa bukti bahwa orang yang menerima satu dosis AstraZeneca diikuti dengan dosis Pfizer atau Moderna memiliki kemungkinan efek samping ringan yang lebih tinggi,” tandasnya.

Meski demikian, Kamal berpendapat bahwa sebelum memikirkan booster, program vaksinasi harus didahulukan terlebih dahulu, yakni vaksin dua dosis penuh untuk mengejar target herd immunity. Menurutnya, pemberian booster harus diprioritaskan kepada para pejuang garis depan, seperti tenaga kesehatan karena mereka benar-benar berhadapan langsung dengan Covid-19.

“Booster ditawarkan setidaknya 6 bulan setelah dosis terakhir anda, ini berkaitan dengan penurunan efektivitas vaksin. Dosis booster akan membantu untuk memperpanjang proteksi terhadap virus Corona,” ungkap Kamal.

(osc)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *