Evaluasi Tak Cukup, Perlu Sanksi

Jakarta, Indonesia —
Kasus konser kacau seperti yang terjadi dengan konser DAY6 di Jakarta pada 3 Mei 2025 kembali mengangkat topik terkait tanggung jawab promotor. Pengamat menilai sekadar evaluasi saja tidak cukup.
Konser DAY6 di Jakarta di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu (3/5) menuai kritik dari kalangan penggemar yang tidak puas dengan kinerja promotor lokal, yakni Mecima Pro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelombang protes itu meluas karena penggemar dan penonton lain ikut menyinggung persoalan masa lalu dengan promotor yang belum tuntas. Mereka lantas ramai menuntut tanggung jawab promotor atas polemik tersebut.
Akademisi Manajemen Pertunjukan Yosia Revie Pongoh mengatakan pertanggungjawaban dari promotor yang bermasalah tidak bisa sebatas evaluasi. Ia menilai promotor yang bermasalah itu perlu mendapat sanksi administratif, mulai dari pembekuan hingga sanksi perdata atau pidana.
“Tentu saja evaluasi tidak cukup,” ujar Revie kepada Indonesia.com, Senin (5/5). “Promotor ini perlu dikasih sanksi administratif.”
“Bahkan sanksi perdata atau bahkan pidana kalau memang ditemukan kejadian luar biasa pelanggaran serius, seperti kelalaian yang membahayakan keselamatan penonton,” lanjutnya.
“Selain itu dari Kementerian Pariwisata dan [Kementerian] Ekraf juga perlu punya basis data dan sistem pembekuan izin operasi untuk promotor yang enggak bisa memenuhi standar-standar layanan,” kata Revie.
Revie mengingatkan penggemar yang dirugikan itu dapat mengusut permasalahan mereka dengan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Selain itu, ia mendorong asosiasi promotor hingga pemerintah agar dapat mendukung terbentuknya sistem yang lebih matang. Menurut Revie, asosiasi dapat mengambil langkah konkret dengan membentuk kode etik dan membina anggota secara transparan.
Kemudian, pemerintah lewat Kementerian Pariwisata hingga Kementerian Ekonomi Kreatif dapat membuat regulasi yang lebih jelas untuk perizinan serta pengawasan.
“Jadi dalam hari ini, pemerintah yang bertanggung jawab untuk membuat regulasinya, membangun sistem perizinan, dan juga pengawasannya,” lanjut Revie.
Revie menuturkan akar masalah lain dari persoalan terulang ini dipicu oleh pelaku industri yang masih sangat cair. Ia menilai promotor yang berkiprah di Indonesia belum tentu memiliki struktur organisasi dan sistem kerja yang jelas dan berisi orang-orang profesional.
Situasi itu diperparah dengan nihilnya pengawasan yang ketat sebelum konser digelar, maupun audit yang bertanggung jawab setelah acara diadakan.
“Masih semi-formal, sangat cair. Mungkin banyak promotor yang bentuk badan usahanya masih kecil, tanpa SOP yang jelas atau tim yang profesional,” ungkap Revie.
“Tidak ada pengawasan teknis yang ketat sebelum pagelaran berjalan. Setelah event juga tidak ada auditnya, audit pasca eventnya,” sambungnya.
Protes terhadap konser DAY6 terjadi setelah band besutan JYP Entertainment itu kembali tampil di Jakarta pada akhir pekan lalu. Kritik yang dilontarkan penggemar sebenarnya tidak tertuju kepada DAY6, tetapi kepada promotor Mecima Pro.
Kritikan bahkan sudah datang sejak lima bulan yang lalu, ketika konser DAY6 yang semula dijanjikan digelar di Jakarta International Stadium (JIS) kemudian dipindah ke Stadion Madya Gelora Bung Karno.
Kritikan terus berdatangan seiring dengan permasalahan yang bermunculan, mulai dari venue yang terbuka sehingga rawan akan gangguan cuaca, opsi pengajuan pengembalian dana pembelian tiket yang tak beres, hingga pembatalan dari layanan penjualan dari tiket.com jelang konser digelar.
Sebagian dari penggemar juga berkumpul di sekitaran venue pada Sabtu (3/5) dan menggelar aksi protes kepada promotor terkait kebijakan penyelenggaraan konser. Aksi tersebut terus berlanjut hingga malam saat konser digelar.
Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi pada Sabtu (3/5) menambah keruwetan konser DAY6 di Jakarta. Berbagai kekacauan tersebut pun viral di media sosial hingga trending topic dan agensi yang menaungi DAY6, JYP Entertainment, meminta maaf.
Sementara itu, Mecima Pro selaku promotor konser DAY6 di Jakarta pada 3 Mei 2025 tidak menjawab pertanyaan Indonesia.com terkait klaim tiket.com dan keluhan dari para penonton.
Indonesia.com juga sudah menghubungi perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), Dino Hamid, terkait keriuhan konser DAY6 di Jakarta, tapi belum mendapatkan respons.
(frl/end)