Fadli Zon Komentari Jokowi di Mandalika, Tanya Kapan ke Banjir Sintang



Jakarta, Indonesia —

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menyindir Presiden Joko Widodo yang lebih memilih menjajal Sirkuit Internasional Mandalika daripada mengunjungi Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat yang sudah terendam banjir selama tiga pekan.

Hal itu dilontarkan Fadli ketika mengutip cuitan Jokowi di Twitter. Dalam cuitannya, Jokowi mengunggah foto dirinya tengah mengaspal di Sirkuit Mandalika dengan motor Kawasaki W175 hasil modifikasi.

“Luar biasa Pak. Selamat peresmian Sirkuit Mandalika. Tinggal kapan ke Sintang, sudah tiga minggu banjir belum surut,” cuit Fadli Zon lewat akun @fadlizon, Sabtu (13/11).

Jokowi sebelumnya menjajal lintasan balap di Sirkuit Internasional Mandalika, Jumat (12/11). Hal itu sekaligus menandakan peresmian sirkuit yang memiliki panjang 4,3 kilometer.

Di hari yang sama, banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat masih belum surut. Padahal, banjir sudah melanda sejak 21 Oktober.

Ketinggian banjir di Sintang mencapai 2-3 meter. Setidaknya, 12 kecamatan di Sintang terendam banjir selama kurang lebih tiga pekan.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 10 November, 140.468 orang terdampak banjir, dan tiga orang meninggal dunia. Kemudian, sebanyak 35.117 rumah terendam dan 5 jembatan rusak berat.

Kepala BNPB, Ganip Warsito menegaskan bahwa banjir Sintang dipicu oleh faktor cuaca. Ganip beranggapan bahwa intensitas hujan yang tinggi menyebabkan air di wilayah hulu Sungai Kapuas meluap. Sehingga, terjadi banjir.

Pernyataan Ganip itu berbeda dengan pendapat Gubernur Kalbar, Sutamidji yang menyebut banjir di Sintang diakibatkan oleh deforestasi dan pertambangan. Dia menyebut kondisi daerah aliran sungai (DAS) Kapuas yang melintang di Kalbar sudah rusak hingga 70 persen. Kerusakan itu menurutnya membuat sungai semakin dangkal sehingga apabila debit air meningkat karena intensitas hujan tinggi, maka air sungai meluap dan menyebabkan banjir terjadi.

“DAS Kapuas yang panjangnya 1.110 km itu sudah rusak 70 persen. Nah, seiring dengan adanya penambangan emas tanpa izin, kemudian hutan gundul sana sini kemudian alih fungsi hutan, maka pendangkalan sungai semakin cepat,” kata Sutarmidji dalam program ChatRoom bersama Indonesia TV, Jumat (12/11).

Sutarmidji menyebut kondisi sungai Kapuas beberapa tahun lalu saat sedang surut memiliki kedalaman 6-7 meter di muaranya. Namun saat ini, ketika air surut kedalaman muara sungai Kapuas hanya 4-5 meter saja.

Sutarmidji kemudian menyebut, kerusakan DAS Kapuas itu juga diduga disebabkan aktivitas pertambangan dan pembukaan lahan kelapa sawit yang memunculkan deforestasi.

Terpisah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai bahwa bencana hidrometeorologi yang tengah menimpa Indonesia belakangan ini karena kerusakan lingkungan di hulu dan sepanjang daerah aliran sungai.

“Tingkat keparahan bencana hidrometeorologi makin meningkat dengan terjadinya kerusakan lingkungan di hulu sungai dan sepanjang aliran sungai,” kata Ma’ruf dalam sebuah video yang diterbitkan Setwapres, Jumat (12/11).

Ma’ruf menilai bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor dan badai tropis yang kerap melanda Indonesia belakangan ini tak lepas dari fenomena La Nina.

“Saya ingatkan Gubernur, Bupati, Wali Kota pentingnya melakukan upaya mitigasi sejak dini,” pintanya.

(dmi/ain)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *