Fakta-fakta Covid-19 Rusia yang Cetak Rekor Kematian 2 Hari Beruntun



Jakarta, Indonesia —

Rusia tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 sama seperti kebanyakan negara Eropa lainnya.

Rusia bahkan mencatat rekor angka kematian harian akibat Covid-19 selama dua hari berturut-turut yakni pada Rabu (17/11) sebanyak 1.247 orang, dan Kamis (17/11) 1.251 orang dalam 24 jam. 

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Rusia melaporkan penambahan infeksi harian sebanyak 36.626 kasus dalam 24 jam terakhir.

Berikut fakta-fakta soal perkembangan Covid-19 di Rusia.

Gelombang Covid-19 Baru

Rusia tengah menghadapi gelombang keempat Covid-19. Lonjakan kasus terbaru di Rusia dimulai sejak awal September, dikutip dari data Johns Hopkins.

Sampai saat ini, Rusia mencatat rerata infeksi harian Covid-19 sebanyak 37.704 kasus setiap harinya selama sepekan terakhir.

Rekor penambahan kasus harian tertinggi di Rusia dipecahkan pada 6 November.

Di hari itu, kenaikan kasus positif Covid-19 di negara itu mencapai 41.335 kasus. Angka ini merupakan angka tertinggi yang pernah dicapai Rusia sejak awal pandemi.

Vaksinasi Rendah

Rusia menjadi salah satu negara di Eropa dengan angka vaksinasi rendah.

Mengutip Our World in Data, hingga kini hanya 51,7 juta warga atau 35,6 persen dari total populasi Rusia yang menerima vaksin dosis lengkap.

Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menyuarakan kebingungannya terkait vaksinasi di kalangan warga Rusia yang masih rendah.

“Saya tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Kami memiliki vaksin yang andal dan efisien. Vaksin benar-benar mengurangi risiko penyakit, komplikasi serius, dan kematian,” tutur Putin.

“Lebih baik mendapatkan vaksin. Mengapa menunggu penyakit (Covid-19) dan konsekuensi seriusnya? Harap bertanggung jawab dan ambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi diri sendiri, kesehatan Anda, dan orang-orang terdekat Anda,” tambahnya.

Banyak warga Rusia yang enggan divaksin dan menolak empat merk vaksin yang diresmikan pemerintah, termasuk buatan lokal, Sputnik V.

Beberapa orang ragu karena ketidakpercayaan terhadap pihak berwenang, sementara yang lain khawatir akan keamanan vaksin itu sendiri.

Penyebaran Varian Delta

Di sisi lain, Rusia juga melaporkan subvarian Delta yang diyakini lebih menular. Peneliti Kamil Khafizov memperkirakan subvarian AY.4.2 sekitar 10 persen lebih menular daripada varian Delta.

Ia pun menduga subvarian itu yang menyebabkan lonjakan kasus harian hingga kematian akibat Covid-19 di Rusia.

Ahli imunologi Rusia Nikolay Kryuchkov mengatakan Delta dan sub variannya akan tetap dominan dan mungkin beradaptasi di masa mendatang, terutama di mana tingkat vaksinasi di bawah atau tepat di atas 50 persen.

(pwn/rds)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *