FDA Sebut Pil Covid-19 Merck Efektif, Namun Tunggu Hasil Uji Ahli Lain



Jakarta, Indonesia —

Regulator kesehatan AS, FDA mengungkapkan pil Covid-19 dari Merck efektif melawan virus corona. Obat ini dikenal sebagai molnupiravir.

Hanya saja, mereka masih mencari masukan atau tinjauan dari pakar luar FDA soal risiko dan masalah potensial dari obat ini selama kehamilan.

FDA juga mengunggah analisis tersebut jelang pertemuan publik minggu depan di mana para akademisi dan pakar lainnya akan mempertimbangkan keamanan dan keefektifannya.

Ilmuwan FDA mengatakan tinjauan mereka mengidentifikasi beberapa risiko potensial, termasuk kemungkinan toksisitas dan cacat lahir. Terkait hal ini, mereka masih akan melakukan tinjauan bersama apakah obat tersebut tidak boleh diberikan selama kehamilan atau boleh diberikan dalam kasus tertentu.

Mengutip AP, FDA mengatakan obat itu akan membawa peringatan tentang risiko selama kehamilan, tetapi dokter masih memiliki pilihan untuk meresepkannya dalam kasus-kasus tertentu di mana manfaatnya bisa lebih besar daripada risikonya bagi pasien.

Selain fokus pada pemberian obat saat hamil, FDA juga mengungkapkan kekhawatirannya akan munculnya varian baru yang lebih berbahaya.

Merck mengatakan hasil dari dua penelitian perusahaan pada hewan pengerat menunjukkan “molnupiravir tidak menyebabkan mutasi atau kerusakan DNA pada model hewan ini.”

Merck mengatakan bahwa tikus menerima dosis yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama daripada manusia yang akan menggunakan obat tersebut.

FDA mengatakan Merck setuju obat itu tidak akan digunakan pada anak-anak.

Semua obat Covid-19 yang saat ini disahkan oleh FDA masih memerlukan suntikan atau infus dan hanya dapat diberikan oleh profesional kesehatan.Jika diizinkan, obat molnupiravir dari Merck akan menjadi obat pertama yang dapat dibawa pulang oleh pasien AS untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan.Sudah diotorisasi untuk penggunaan darurat di Inggris.

Molnupiravir, telah terbukti secara signifikan mengurangi tingkat rawat inap dan kematian di antara orang-orang dengan infeksi virus corona ringan hingga sedang. Di antara lebih dari 1.400 orang dewasa dalam penelitian perusahaan, molnupiravir mengurangi risiko gabungan rawat inap dan kematian sebesar 30 persen, kurang dari 50 persen yang awalnya dilaporkan berdasarkan hasil yang tidak lengkap.

Obat Merck menggunakan pendekatan baru untuk melawan COVID-19: obat ini memasukkan mutasi kecil ke dalam kode genetik virus corona hingga tidak dapat mereproduksi dirinya sendiri.

Tetapi efek genetik itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa dalam kasus yang jarang terjadi, obat tersebut dapat menyebabkan cacat lahir atau tumor.

(chs)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *