Jakarta, Indonesia —
Israel diklaim panik mulai kekurangan rudal-rudal pencegat rudal balistik jarak jauh usai digempur habis-habisan oleh rudal-rudal Iran.
Seorang pejabat Amerika Serikat yang tak bersedia disebut identitasnya mengungkapkan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa Israel terlalu boros menggunakan rudal-rudal pencegat rudal balistik selama empat hari dibombardir Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat itu yang mengetahui soal pasokan rudal pencegat dari AS ke Iran mengatakan saat ini Washington mulai kesulitan buat memasok rudal-rudal tersebut.
Israel pun disebut kini mengandalkan AS untuk ikut terlibat langsung dalam perang melawan Iran.
Meski demikian, terdapat kekhawatiran di antara pejabat AS bahwa serangan langsung Pentagon ke Iran akan memicu balasan yang jauh lebih mengerikan terhadap Israel.
Pejabat AS itu kemudian menyampaikan bahwa kemungkinan serangan-serangan Teheran itu pun ditakutkan semakin menguras persediaan rudal-rudal pencegat Israel dari AS ke level yang “mengerikan.”
Israel amat mengandalkan sistem pertahanan udara tiga lapis dan Iran disebut berhasil merepotkan pertahanan paling canggih di dunia tersebut.
Cara kerja pertahanan udara berlapis Israel, baca di halaman berikutnya…
Sedikitnya ada tiga teknologi sistem rudal pertahanan udara Israel, yaitu Iron Dome, David’s Sling, dan yang terjauh adalah Arrow 2 dan Arrow 3.
Iron Dome dikhususkan untuk mencegat rudal-rudal jarak pendek. Sementara David’s Sling untuk pencegat jarak menengah.
Cara kerjanya dengan pencegat hit to kill untuk menghalau target sejauh 299 km. Artinya, saat rudal musuh meluncur yang bekerja keras menangkis peluru kendali ini adalah David’s Sling.
Lapisan pertahanan udara terluar dari sistem anti-rudal Israel adalah Arrow 2 dan Arrow 3. Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik yang masuk di fase terminal atau menukik ke arah target.
Sementara itu, Arrow 3 menggunakan teknologi hit to kill untuk menabrak dan meledakkan rudal balistik yang datang di luar angkasa, sebelum rudal itu masuk ke atmosfer saat menuju sasaran.
Kendala sistem pertahanan Arrow
Meski demikian, pengisian ulang sistem Arrow kerap menimbulkan persoalan pelik bagi Israel.
MEE melaporkan pada September 2024 bahwa Iran kesulitan untuk mengisi ulang rudal Arrow saat mengantisipasi serangan rudal-rudal Teheran pada April tahun lalu. Israel dan AS secara bersama yang memproduksi rudal-rudal pencegat Arrow.
“Jenis rudal pencegat yang dibutuhkan untuk menembak jatuh rudal-rudal balistik amat mahal dan sulit diproduksi dalam jumlah yang banyak,” demikian cuitan mantan pejabat senior Kementerian Pertahanan AS pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Dan Caldwell di akun X.
Caldwell merupakan mantan pejabat menentang konfrontasi militer dengan Iran karena terlalu banyak biaya dan sumber daya yang akan dihabiskan.
“Saya memperkirakan bahwa Israel telah menyimpan sejumlah rudal Arrow dan Stunner yang layak untuk David’s Sling-nya, tapi mereka sudah banyak menggunakannya juga untuk melawan rudal-rudal Houthi dan selama menepis serangan-serangan rudal Iran tahun lalu. Oleh karena itu, kemungkinan besar Israel dan AS akan sangat membatasi jatah rudal-rudal pencegat mereka,” kata Caldwell.
Biro Pers Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa Iran diperkirakan telah meluncurkan sedikitnya 370 rudal balistik ke wilayah pendudukan Israel sejak 13 Juni.
Kendati begitu, jumlah itu baru persentase kecil dibandingkan ribuan rudal balistik yang dimiliki Iran.