Gus Yahya Tak Persoalkan Miftachul Jabat Rais Aam PBNU dan Ketum MUI



Jakarta, Indonesia —

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf tak mempermasalahkan posisi Miftachul Akhyar rangkap jabatan sebagai Rais Aam PBNU 2021-2026 sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sembilan kiai sepuh yang tergabung dalam Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU telah meminta Miftachul tidak merangkap jabatan usai terpilih sebagai Rais Aam.

“Ya, enggak ada masalah [rangkap jabatan]. Dan selama ini juga tak pernah jadi masalah,” kata Yahya dalam wawancara dengan Indonesia TV, Rabu (29/12).

Yahya menilai Miftachul tak harus mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketum MUI. Baginya, harus dilihat terlebih dulu pelbagai kebutuhan dan prioritas dalam organisasi tersebut untuk memutuskan hal demikian.

“Lihat bagaimana kebutuhan, konteks realitasnya, apa yang lebih penting dan seterusnya. Walhasil ya sesuatu yang terbuka,” ucap dia.

Sebelumnya, kontroversi rangkap jabatan Miftachul Akhyar usai terpilih sebagai Rais Aam PBNU sempat mencuat. Di sisi lain, pihak MUI melalui Waketum MUI Anwar Abbas sempat meminta kepada NU agar mengizinkan Miftachul turut merangkap sebagai Ketua Umum MUI.

[Gambas:Video ]

Anwar menilai MUI sangat membutuhkan sosok pemimpin yang cakap dan bisa merekatkan persatuan di antara umat Islam. Karenanya, sosok Miftachul akhyar sangat dibutuhkan MUI.

“Dengan penuh kerendahan hati MUI meminta dan memohon dengan sangat kepada NU agar memperkenankan Bapak KH Miftachul Akhyar supaya tetap bisa merangkap dan melaksanakan tugasnya menjadi Ketua Umum MUI,” kata Anwar, Senin (27/12).

Miftachul tercatat sebagai Ketua Umum MUI masa bakti 2020-2025. Ia terpilih berdasarkan musyawarah yang dilakukan oleh 17 Tim Formatur yang dipilih oleh peserta Munas X MUI yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, November 2020.

(rzr/pmg)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *