Hacker Pakistan Mau Retas Pejabat Afghanistan sebelum Taliban Berkuasa



Jakarta, Indonesia —

Sekelompok hacker yang berbasis di Pakistan, SideCopy, disebut menargetkan meretas akun pejabat pasukan keamananĀ Afghanistan sebelumĀ Taliban berkuasa.

Upaya peretasan ini diungkap oleh salah satu pejabat eksekutif induk perusahaan Facebook, Meta. Namun, ia tak merinci motif peretasan. Ia hanya mengatakan, serangan tersebut terkait dengan pemerintahan Afghanistan.

“Itu berkaitan dengan pemerintah Afghanistan, militer, dan penegak hukum di Kabul,” ujarnya.

Menurut pejabat itu, SideCopy melancarkan upaya ini antara April dan Agustus lalu, sebelum Taliban berhasil menguasai Afghanistan.

Pejabat itu mengatakan bahwa SideCopy menggunakan teknik “menggoda”. Mereka menggunakan akun perempuan muda di platform untuk mencoba mengelabui target agar memberikan akses kepada peretas.

Sebagaimana dilansir AFP, SideCopy menggunakan teknik phishing, di mana mereka mengirimkan tautan menuju satu situs yang menyimpan perangkat lunak berbahaya.

Teknik phishing juga dapat dilakukan dengan mendorong target untuk mengunduh aplikasi percakapan yang sudah disusupi.

SideCopy juga ingin korban mengunduh aplikasi yang mengandung malware. Langkah itu sebagai bagian upaya yang memiliki keunggulan sumber daya, operasi yang gigih sembari mengaburkan siapa yang berada dibaliknya.

Pejabat itu juga mengungkapkan, peretas membuat app store palsu dan menyusupi situs untuk mendapatkan data-data Facebook target.

Pejabat itu juga tak menunjukkan jumlah akun yang berpotensi terdampak atau sifat informasi yang diretas. Ia hanya mengatakan telah berbagi informasi dengan otoritas terkait, dan memperingatkan mereka yang terkena dampak.

Facebook menyatakan telah menyingkirkan para peretas yang terlibat dalam operasi Afghanistan itu. Mereka juga menghapus tiga kelompok peretas yang menargetkan oposisi atau kritikus pemerintah di Suriah.

[Gambas:Video ]

Tak lama setelah upaya peretasan itu, Taliban berkuasa di Afghanistan. Saat itu, mereka menjanjikan keamanan bagi publik Afghanistan.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Sejumlah ledakan terjadi di bawah kepemimpinan Taliban.

Penduduk di negara itu juga terancam kelaparan dan terjerumus dalam jurang kemiskinan karena Taliban yang kehabisan uang, sementara bantuan asing sukar didapatkan. Di samping itu, mereka juga menolak menggunakan mata uang asing.

(isa/has)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *