Honda Respons Toyota yang Godok Mobil Listrik Calya di RI
Honda Prospect Motor (HPM) merespons studi konversi yang dilakukan Toyota menggunakan produk Low Cost Green Car (LCGC) Calya menjadi mobil listrik di Indonesia. Toyota menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk proyek tersebut.
Kerja sama tersebut bagian dari upaya Toyota untuk mendukung rencana pemerintah menurunkan emisi gas buang kendaraan pada 2035.
“Pada dasarnya visi global Honda untuk elektrifikasi sudah sejalan dengan arahan pemerintah di Indonesia, dan Honda telah memiliki berbagai opsi teknologi dan produk untuk menuju era elektrifikasi,” kata Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM) kepada Indonesia melalui pesan singkat, Senin (6/12).
Proyek konversi Toyota ini sebelumnya terungkap setelah pemaparan perwakilan ITB dalam diskusi pada ajang pameran kendaraan listrik IEMS 2021.
Srudi ini sudah dilakukan sejak 2020, namun ‘agak tertunda’ karena pandemi. Kemudian baru dalam waktu dekat pihaknya akan mensosialisasikan hasilnya dari konversi.
Berdasarkan materi yang dipresentasikan terlihat mesin 1.200 cc Calya sudah diganti motor listrik. Selain itu hasil konversi melibatkan komponen seperti controller drive, baterai, dan sistem pengecasan.
Toyota diketahui bermitra dengan Daihatsu yang juga menjadi produsen LCGC di Indonesia. Kedua merek ini juga memiliki produk kembar untuk segmen tersebut, yaitu Toyota Agya-Daihatsu Ayla dan Daihatsu Sigra-Toyota Calya.
Di segmen mobil penumpang ini diketahui hanya menyisakan satu merek lagi selain Toyota dan Daihatsu, yakni Honda. Sedangkan Suzuki dan Datsun memutuskan untuk tidak lagi ikut serta pada segmen LCGC.
Billy mengaku belum memiliki keinginan melakukan riset serupa Toyota dengan melibatkan perguruan tinggi di Tanah Air. Soal mobil listrik, kata dia Honda sudah melakukan riset dengan menyesuaikan kebutuhan konsumen dan kondisi infrastruktur jalan dalam negeri.
“Karena itu, kami juga terus melakukan studi mengenai produk dan teknologi yang paling sesuai dengan infrastruktur dan kebutuhan konsumen,” tutup Billy.
(ryh/mik)