Houthi Diklaim Luncurkan 430 Rudal dan 851 Drone ke Saudi Sejak 2015
Koalisi militer Arab Saudi mengklaim kelompok pemberontak Houthi telah meluncurkan 430 rudal balistik dan 851 drone ke negaranya sejak Riyadh turun tangan dalam perang sipil Yaman pada 2015.
Juru bicara koalisi Saudi, Jenderal Turki al-Malki, menyampaikan kelompok Houthi menggunakan bandara internasional Sanaa untuk meluncurkan sebagian besar serangan udara yang menargetkan wilayah Saudi tersebut. Beberapa serangan udara Houthi juga pernah menargetkan kota suci Makkah dan Madinah.
Total sebanyak 59 warga Saudi tewas akibat ribuan serangan udara Houthi tersebut. Sejak pemerintahan Raja Salman turun tangan membantu Yaman memberangus pemberontak tersebut.
Houthi membantah klaim Saudi tersebut.
Yaman telah dilanda perang sipil sejak 2014. Kala itu, kelompok pemberontak Houthi berhasil menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, dan menggulingkan pemerintah Yaman yang diakui internasional, Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Saudi dan Uni Emirat Arab pun melakukan intervensi perang Yaman pada 2015. Namun, perang yang telah merenggut setidaknya 377 ribu nyawa itu belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Sebagian besar korban tewas itu adalah warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak.
Saudi pun terus berada dalam tekanan dari Amerika Serikat dan sekutu untuk mencabut blokade pelabuhan dan bandara Yaman. Menurut AS Cs, blokade tersebut turut memperdalam krisis di Yaman.
Penghentian blokade juga menjadi permintaan Houthi terkait dialog gencatan senjata.
Namun, dikutip Reuters, Malki membantah bahwa koalisi Saudi telah melakukan blokade di Yaman. Ia menegaskan bandara Sanaa tetap terbuka untuk pengiriman bantuan kemanusiaan terutama dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Malki bahkan menunjukkan beberapa video yang diklaim merupakan bukti bahwa Iran dan kelompok simpatisannya, Hizbullah di Libanon, turut membantu Houthi melancarkan pemberontakan.
Menurut Malki, video itu menunjukkan penasihat militer dari Hizbullah membantu kelompok Houthi. Sementara itu, Hizbullah membantah keterlibatan dalam perang Yaman.
PBB menganggap perang Yaman sebagai krisis kemanusiaan terparah dalam sejarah. Perang Yaman dilihat secara luas sebagai perang proxy antara musuh bebuyutan Saudi dan Iran yang sama-sama berebut pengaruh menjadi yang terkuat di Timur Tengah.
(pwn/rds)