Huawei Babak Belur, Pendapatan Anjlok Sekitar 29 Persen 2021



Jakarta, Indonesia —

Raksasa telekomunikasi China Huawei memprediksi pendapatan tahun ini (year-on-year) turun hampir sepertiga atau sekitar 29 persen dari tahun sebelumnya, karena terus terbebani sanksi Amerika Serikat.

Seperti diketahui, Huawei saat ini “terperangkap” dalam persaingan perdagangan dan teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China pada 2019.

Saat itu pemerintahan presiden Donald Trump memberlakukan larangan perdagangan terhadap Huawei karena alasan kekhawatiran yang dapat menimbulkan ancaman keamanan siber dan spionase di AS.

Pendapatan perusahaan tahun ini turun menjadi 634 miliar yuan ($99,5 miliar) atau sekitar 1.414 triliun menurut pernyataan ketua bergilir Guo Ping. Sedangkan pendapatan Huawei di kuartal ketiga turun 38 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Pada tahun 2021, terlepas dari semua cobaan kami bekerja keras untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen kami,” kata Guo mengutip The Guardian, pada Jumat (31/12).

“Kami meningkatkan kualitas dan efisiensi operasi kami, dan berharap menutup tahun ini dengan total pendapatan 634 miliar yuan,” sambungnya.

Dia optimistis sebagai operator telekomunikasi “tetap stabil” dan kinerja sesuai perkiraan perusahaan. Guo mengatakan perusahaan menghadapi cobaan, namun 2022 akan tetap harus kompetitif.

Huawei saat ini sedang berusaha masuk ke lini bisnis baru termasuk komputasi perusahaan, perangkat yang dapat dikenakan dan teknologi kesehatan, teknologi untuk kendaraan cerdas, dan perangkat lunak mengutip news.abs-cbn.

Sementara itu AS masih melarang Huawei untuk memperoleh komponen penting seperti microchip dan memaksanya membuat sistem operasinya sendiri dengan menghentikannya menggunakan sistem operasi Google Android.

Grup ini merupakan pemasok peralatan jaringan telekomunikasi terbesar di dunia dan pernah menjadi produsen ponsel tiga teratas bersama dengan Apple dan Samsung. Tapi kondisinya berubah usai sanksi dari AS. Pada Oktober, grup ini bilang volume penjualan Januari-September turun hingga 32 persen.

(ryh/mik)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *