Hujan Deras dan Ancaman Banjir di Zona Merah Semeru
Hujan deras mengguyur kawasan permukiman penduduk di sekitar Gunung Semeru, Rabu (8/12) malam, tepatnya di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Pada malam kedua Indonesia.com berada di lokasi terdampak itu, hujan mulai mengguyur kawasan zona merah erupsi Semeru tersebut sejak pukul 21.45 WIB. Dan nyaris berlangsung selama tiga jam.
Sejumlah warga bersiaga di depan jalan rumah mereka, menunggu kabar resmi dari perangkat desa setempat. Sebab tak jauh dari kawasan tersebut, di kawasan Kamar Kajang air sungai yang terdiri dari campuran hujan dan lahar material Semeru telah membanjiri badan jalan dan rumah warga.
“Di atas banjir, ini siap-siap saja,” kata salah seorang warga Mustakim (45), Rabu malam.
Ketinggian air di kawasan Kamar Kajang bahkan diketahui telah mencapai 60 centimeter sejak siang hari.
Untuk diketahui, wilayah Kamar Kajang tak jauh dari DAS Semeru. Letaknya berdekatan dengan Jembatan Gladak Perak yang ambruk akibat erupsi Semeru.
Wilayah tersebut masuk dalam Desa Sumberwuluh yang menjadi zona merah erupsi Semeru. Saat ini para warga yang masih bertahan pun bersiap siaga berjaga di dekat Balaidesa Sumberwuluh.
Demi mengantisipasi air bah, para petugas gabungan sudah membangun bendungan untuk menahan laju banjir dan membelokannya ke kawasan yang relatif aman.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak meminta masyarakat di sekitar Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur untuk waspada, menyusul luapan lahar dingin Semeru yang mulai membanjiri permukiman warga di wilayah Kamar Kajang,
“Jadi harus selalu waspada di wilayah sektor sini [Sumberwuluh],” kata Emil saat meninjau kondisi Sumberwuluh, Rabu siang.
Plt Ketua Demokrat Jatim ini mengkhawatirkan jika hujan terjadi di lereng Semeru, maka potensi muntahnya material susulan bisa saja terjadi.
“Kami ketemu BMKG secara cuaca, kalau ada hujan kemungkinan materialnya bisa keluar lagi dan bisa berbahaya kalau masif ya,” ucapnya.
|
Sebagai informasi, pada Rabu siang lalu, air yang bercampur lahar dingin Semeru mulai membanjiri permukiman warga di wilayah Kamar Kajang.
Salah seorang warga Desa Sumberwuluh, Alfian (25) mengatakan, banjir semeperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Sebab jarak antara rumah warga dengan sungai sekitar 2 kilometer.
“Sebelumnya nggak pernah banjir lahar masuk pemukiman, ini baru pertama kali,” ujarnya.
Pada Selasa (7/12) malam, hujan deras pun sempat mengguyur kawasan zona merah Semeru. Saat itu, berdasarkan pantuaan Indonesia.com, warga zona merah Semeru mengaku dihantui luapan sungai bercampur lahar.
Pasalnya aliran sungai setempat dilaporkan alami kenaikan debit air, sejak Selasa (7/12) malam. Kenaikan debit air tersebut diduga disebabkan derasnya hujan yang mengguyur wilayah setempat sejak Selasa sore.
Air hujan kemudian bercampur dengan lahar dingin dari Semeruyang masih menggenangi sebagian rumah di Daerah Aliran Sungai (DAS) pascaerupsi.
“Warga tadi mengecek air sudah sampai jalan di Lapangan Kamar Kajang, airnya hangat, kemungkinan karena hujan campur lahar dari sungai,” kata Khalid, salah satu warga pada Selasa malam.
Alhasil, sejumlah warga memilih mengevakuasi diri ke tempat aman pada malam itu juga.
Kemudian, pada hari ini, Kamis (9/12), BMKG melansir prakiraan cuaca untuk wilayah Jawa Timur masih akan hujan pada hari ini dari pagi hingga malam.
“Waspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada siang-sore hari di wilayah Kota Mojokerto, Kab Mojokerto, Batu, Kab Pasuruan, Kab Probolinggo, dan Lumajang,” demikian keterangan dari BMKG yang diperbarui, Kamis, pukul 05.10 WIB.
(frd/kid)