ICW Respons Pujian Tjahjo ke Firli: Tingkat Literasi Pejabat Rendah



Jakarta, Indonesia —

Indonesia Corruption Watch (ICW) merespons pernyataan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo yang memuji kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah pimpinan Firli Bahuri.

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana menilai pujian yang dilontarkan Tjahjo itu menunjukkan rendahnya literasi pejabat di Indonesia.

“Penyataan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tjahjo Kumolo, yang mengapresiasi kinerja KPK di bawah komando Firli Bahuri dengan mendasarkan OTT dua Menteri membuktikan tingkat literasi pejabat di Indonesia masih sangat rendah,” kata Kurnia dalam keterangan tertulis, Jumat (24/12).

Menurutnya, Tjahjo hanya menilai KPK dari penangkapan Edhy Prabowo dan Juliari P Batubara semata. Padahal, kualitas penanganan perkara dua menteri tersebut sangat buruk. Bahkan, ia menilai Pimpinan KPK terkesan enggan memproses hukum perkara suap ekspor benih lobster dan pengadaan bansos sembako di Kementerian Sosial itu.

Kurnia mencontohkan, dalam perkara Edhy, KPK hanya menuntut mantan Menteri tersebut dengan hukuman lima tahun penjara.

“Bukankah pasal yang digunakan memungkinkan untuk tuntutan lebih berat lagi, misalnya 20 tahun penjara? Lalu, mengapa hanya dituntut satu tahun di atas pidana minimalnya?” kata Kurnia.

Lalu dalam perkara Juliari, menurutnya jauh lebih banyak kejanggalan. Mulai dari waktu penggeledahan yang sangat lama, keengganan memanggil sejumlah pihak sebagai saksi, ketidakmauan mengembangkan tindak pidana suap, menghilangnya sejumlah nama politisi di dalam surat dakwaan KPK, hingga tuntutan yang menurutnya tidak mencerminkan rasa keadilan bagi masyarakat.

Selain itu, lanjut Kurnia, penyidik-penyidik yang menangani dua perkara tersebut juga diberhentikan secara paksa oleh Pimpinan KPK melalui Tes Wawasan Kebangsaan

“Jadi, apa yang bisa dibanggakan dari KPK terkait OTT Edhy Prabowo dan Juliari P Batubara? ICW ingin mengatakan, jarang-jarang juga KPK dipimpin oleh figur yang dua kali melanggar kode etik, melakukan maladministrasi dan melanggar HAM seperti Firli Bahuri,” katanya.

Menpan RB Tjahjo Kumolo sebelumnya memuji kerja Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang gemar melakukan operasi tangkap tangan atau OTT pada pejabat.

Tjahjo mengatakan tak biasanya ada dua menteri terjaring OTT KPK dalam kurun waktu satu periode. Karena hal itu, menurut Tjahjo kinerja Firli perlu mendapat pujian.

“KPK yang dipimpin oleh Pak Firly ini sudah menunjukkan hasil-hasil yang sangat signifikan, jarang-jarang dalam satu periode ada dua menteri tertangkap OTT,” kata Tjahjo di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (23/12).

(yoa/kid)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *