Jakarta, Indonesia —
Tim Badminton Indonesia berangkat menuju Xiamen, China untuk berjuang merebut Piala Sudirman 2025. Indonesia berstatus unggulan kedua tetapi label tersebut hanya terlihat seperti fatamorgana jelang turnamen berlangsung.
Indonesia mendapat pukulan telak dengan absennya sejumlah pemain terbaik di Piala Sudirman 2025 ini. Jauh sebelum proses pemilihan pemain, Indonesia sudah dipastikan tak bisa memainkan Anthony Ginting yang masih dalam proses pemulihan cedera.
Beberapa hari jelang keberangkatan, ujian kembali menghantam Indonesia. Gregoria Mariska Tunjung tidak bisa ikut bertarung di Piala Sudirman karena terkena vertigo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa hari setelahnya, Leo Rolly Carnando juga diputuskan tidak ikut tampil di Piala Sudirman. Leo masih belum pulih 100 persen akibat cedera di ligamen lutut kiri yang ia dapat di Badminton Asia Championship (BAC) 2025.
Ujian Indonesia jelang Sudirman Cup tidak sampai di situ. Dalam bulan-bulan jelang Sudirman Cup 2025 berlangsung, pemain-pemain Indonesia tidak pernah menuai hasil bagus.
Hampa gelar demi hampa gelar terus terjadi. Sejauh ini hanya gelar Thailand Masters yang dimenangkan oleh Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva yang didapat Tim Badminton Indonesia.
Situasi itulah yang membuat Indonesia benar-benar berada dalam kondisi tidak ideal jelang Sudirman Cup 2025. Status unggulan kedua yang dimiliki Indonesia seolah tidak menggambarkan situasi yang sebenarnya terjadi jelang keberangkatan menuju Piala Sudirman.
Di balik kegagalan-kegagalan dan nasib sial yang didapat, sejatinya masih ada hal-hal yang bisa dijadikan modal. Contohnya, sukses Indonesia memenangkan Badminton Asia Mixed Team Championship (BAMTC).
Walau BAMTC tidak diikuti kekuatan terbaik tiap negara, titel juara yang dimiliki Indonesia tetap bisa dijadikan pegangan bahwa Indonesia bisa punya wajah yang berbeda saat tampil sebagai sebuah kesatuan tim di lapangan.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Bila berhitung di atas kertas, di antara pemain bintang yang absen, kehilangan Gregoria adalah kerugian terbesar. Lalu disusul Ginting dan kemudian Leo.
Gregoria, dalam tiga tahun terakhir sudah membuktikan diri bisa bersaing dengan pemain papan atas. Kehilangan Gregoria jelas membuat kekuatan Indonesia di nomor tunggal putri menjadi berkurang.
Putri Kusuma Wardani memang mengalami peningkatan dalam setahun terakhir. Namun Putri KW masih harus bekerja keras untuk bisa bertarung dan bersaing ketat dengan pemain-pemain papan atas. Hal itulah yang harus dibuktikan Putri KW di Sudirman Cup kali ini.
Ester Nurumi Tri Wardoyo sebagai pengganti sejauh ini sering menunjukkan kegigihan dan kengototan di lapangan harus bisa kembali menunjukkan tipikal main seperti itu. Ester harus siap ketika tim membutuhkan dirinya.
Ketidakhadiran Ginting membuat opsi Indonesia untuk nomor tunggal putra menjadi terbatas. Bila ada Ginting, tim lawan akan sulit menebak pemain yang diturunkan antara Ginting atau Jonatan.
Dengan kondisi Ginting absen, kemungkinan besar Jonatan akan terus diturunkan di laga-laga genting melawan tim besar. Memang masih ada Alwi Farhan dan Moh Zaki Ubaidillah, tetapi untuk Sudirman Cup 2025 ini, proyeksi utama mereka masih mencari pengalaman.
Sedangkan ketidakhadiran Leo, mengurangi opsi pilihan di nomor ganda putra. Padahal duet Leo/Bagas adalah duet dengan pencapaian terbaik dibanding dua ganda lainnya dalam beberapa bulan terakhir. Tapi setidaknya, Indonesia masih punya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin, plus sejumlah proyeksi pasangan dadakan seiring kehadiran Bagas Maulana di dalam skuad.
![Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin saat tampil di babak pertama Swiss Open 2025. (Arsip PBSI)]() Fikri/Daniel jadi salah satu andalan Indonesia di nomor ganda putra pada Sudirman Cup 2025. (Arsip PBSI)
|
Untuk nomor ganda putri, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi jadi andalan. Merujuk dari penampilan, Lanny/Fadia sepertinya bakal jadi pilihan utama.
Sementara untuk nomor ganda campuran bakal mengandalkan dibawa Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan Dejan Ferdinansyah. Komposisi ini juga memungkinkan terciptanya sejumlah ganda racikan di luar pasangan tetap, terlebih bila memperhitungkan pasangan tetap ganda campuran Indonesia di atas kertas masih tertinggal dari pasangan ganda campuran negara kuat lainnya.
Berbagai macam ujian yang dihadapi Indonesia sebelum Sudirman Cup 2025 akan makin lengkap seiring ujian berat yang sudah tersaji sejak fase grup. Denmark dan India bakal jadi lawan utama Indonesia untuk merebut tiket perempat final.
Sebelum turnamen dimulai, Indonesia harus menerima kenyataan status unggulan kedua milik mereka hanya serupa fatamorgana. Terlihat indah tetapi tidak nyata dan menggambarkan kondisi sebenarnya.
Menanggapi hal itu, tugas Jonatan Christie dan kawan-kawanlah untuk membuktikan status Indonesia sebagai unggulan kedua bukan hanya sekadar fatamorgana, melainkan juga bisa terwujud nyata. Bahwa Indonesia, sebagai unggulan kedua Sudirman Cup 2025, layak disebut sebagai negara calon juara.
[Gambas:Video ]