Influencer Tiktok Tewas Ditembak saat Live, Diduga Korban Femisida
Jakarta, Indonesia —
Influencer atau pemengaruh TitTok tewas ditembak oleh pria tak dikenal saat sedang live di Zapopan, Meksiko, Kamis (15/5) waktu setempat.
Kantor Kejaksaan Negara Bagian Jalisco menyebut bahwa influencer bernama Valeria Marquez merupakan korban kejahatan femisida.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus femisida merupakan kejahatan pembunuhan terhadap kaum perempuan oleh pria karena kebencian atau sentimen berbasis gender.
Kepolisian Meksiko menyebut bahwa seorang pria menerobos masuk ke salon Marquez yang sedang live TikTok.
Pria itu kemudian segera melepas tembakan ke arah Marquez. Petugas medis segera mendatangi lokasi kejadian, namun nyawa Marquez tak bisa diselamatkan.
Sesaat sebelum terbunuh, Marquez sempat beranjak dari depan kamera dan mengambil boneka piglet kemudian kembali ke depan kamera lalu memeluk boneka itu.
“Dia adalah piglet kecil,” kata influencer 23 tahun itu memperlihatkan bonekanya saat sedang live TikTok.
Marquez tampak sekilas menoleh keluar salonnya saat live TikTok.
Beberapa saat kemudian dia terkulai di kursinya di depan kamera dengan darah menggenangi meja di depannya ketika siaran langsung tersebut berlanjut.
Rekaman itu kemudian berakhir ketika seseorang mengangkat telepon pintarnya. Tampak pula sekilas wajahnya yang sudah meninggal sebelum live TikTok itu berakhir.
Kasus kematian influencer dengan lebih dari 100 ribu follower di Instagram itu menggegerkan publik Meksiko di tengah kasus pembunuhan yang terus meningkat di negara tersebut.
Terlebih beberapa hari sebelumnya terjadi insiden pembunuhan terhadap kandidat wali kota perempuan di negara bagian Veracruz, Meksiko.
Yesenia Lara Gutiérrez tewas ditembak saat sedang menggelar kampanye di depan para pendukungnya di jalan Texistepec.
Gutierrez ditembak saat siaran langsung kampanyenya tersebut. Salah satu saksi mata menyebut terdengar sekitar 20 kali letusan senjata api saat insiden penembakan itu.
Mengutip , kasus pembunuhan terhadap perempuan di 32 negara bagian di Meksiko sekitar seperempatnya merupakan kejahatan femisida pada 2020, berdasarkan catatan Amnesty International.
(bac)