Israel Bakal Bangun Permukiman Yahudi di Dataran Tinggi Golan



Jakarta, Indonesia —

Pemerintah Israel menyetujui anggaran sebesar US$317 juta untuk membangun permukiman Yahudi di dataran tinggi Golan. Sedikitnya 7.300 rumah bakal dibangun dalam lima tahun ke depan.

“Tujuan kami hari ini adalah menggandakan populasi dataran tinggi Golan,” kata Perdana Menteri Naftali Bennett menjelang pertemuan, dikutip dari AFP, Minggu (26/12).

Bennet terpaksa meninggalkan pertemuan setelah putrinya yang berusia 14 tahun dites positif virus corona (Covid-19). Pemungutan suara pada program itu dilanjutkan setelah penundaan.

Sekitar 25.000 pemukim Israel tinggal di dataran tinggi Golan bersama dengan sekitar 23.000 Druze, yang tetap tinggal di tanah itu setelah Israel merebutnya.

Israel mencaplok wilayah itu pada 14 Desember 1981, dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Mantan presiden AS Donald Trump, yang secara luas dipandang pro-Israel, memberikan pengakuan AS atas kedaulatan Israel atas Golan pada 2019.

“Dataran tinggi Golan adalah milik Israel. Ini sudah terbukti dengan sendirinya,” kata Bennett.

“Fakta bahwa pemerintahan Trump mengakui ini, dan fakta bahwa pemerintahan (Presiden Joe) Biden telah memperjelas bahwa tidak ada perubahan dalam kebijakan ini, juga penting,” ujarnya.

Bennett mengklaim bahwa setelah satu dekade konflik di Suriah, seruan internasional untuk memulihkan kendali Suriah atas Golan diredam.

“Setiap orang yang berpengetahuan di dunia memahami bahwa lebih baik memiliki ketinggian Israel yang tenang, berkembang dan hijau dibandingkan dengan alternatif lainnya,” katanya.

Bennett memimpin koalisi delapan partai ideologis yang mengandalkan dukungan dari sayap kiri.

Beberapa di kabinetnya, terutama dari partai Meretz yang dovish, secara vokal menentang rencana untuk memperluas permukiman di Tepi Barat, wilayah Palestina yang juga diduduki oleh Israel sejak 1967.

Sekitar 475.000 pemukim sekarang tinggal di Tepi Barat dalam komunitas yang secara luas dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Bennett adalah mantan kepala dewan lobi pemukim yang menentang Palestina. Namun, ia berpendapat persatuan dalam rencana Golan menunjukkan bahwa kendali Israel atas wilayah itu adalah masalah “konsensus nasional.”

“Dataran tinggi Golan, kebutuhan untuk memperkuat, mengolah dan hidup di dalamnya, tentu menjadi prinsip yang menyatukan semua orang di sini,” katanya.

(AFP/fra)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *