Israel Bisa Serang Situs Nuklir Iran Besok Bila Perlu
Komandan Angkatan Udara Israel (IAF) Mayor Jenderal Tomer Bar mengklaim negaranya dapat menyerang program nuklir Iran dalam waktu secepat mungkin jika diperlukan.
Bar saat ini memimpin Direktorat Desain Angkatan Laut. Ia akan mulai menjabat sebagai Komandan Angkatan Udara pada April mendatang yang memiliki wewenang memimpin berbagai serangan, termasuk terhadap Iran.
“Tidak mungkin kami akan beroperasi di sana, seribu kilometer dari sini, dan saya akan kembali ke rumah tanpa dapat mengatakan ‘saya berhasil menyelesaikan misi’,” kata Bar kepada media Israel Yediot Aharonot.
“Jika boleh berasumsi, itu (serangan Israel terhadap Iran) akan terjadi dalam kepemimpinan saya dan pundak saya sudah memahami beratnya tanggung jawab ini,” paparnya menambahkan.
Pernyataan itu diutarakan Bar saat ditanya apakah menurutnya Israel sanggup menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang selama ini menjadi ancaman utama negara Zionis itu.
Terlepas dari laporan terkait anggaran militer yang terbatas menghambat rencana serangan terhadap Iran, Bar menegaskan bahwa angkatan bersenjata Israel telah memiliki serangkaian rencana serangan terhadap Iran jika diperlukan.
“Sejak saya duduk di sini sebagai Kepala Direktorat Desain Angkatan Udara, dan kepala staf berbicara dengan saya bahwa misi ‘third circle’ (Iran) sudah disiapkan,” kata Bar.
“Kami tidak memulai dari nol. Kami melengkapi diri dengan F-35, kami membeli ribuan sistem pencegat Iron Dome untuk pertahanan berbagai lapisan,” ucapnya menambahkan seperti dikutip Jerusalem Post.
Dalam petikan wawancara itu, Bar turut mengungkapkan bahwa ia tak mengerti alasan Amerika Serikat menolak mempercepat pengiriman pesawat pengisian bahan bakar yang berperan penting dalam serangan terhadap Iran, seperti dikutip dari Bloomberg.
Sebab, menurut Bar, perang antara Israel dan kelompok pro-Iran, Hizbullah di Libanon bakal meletus setelah negaranya menyerang Teheran.
“Saya harus berasumsi bahwa dia (Sekretaris Jenderal Hizbulah Hassan Nasrallah) akan memberikan semua yang dia bisa secara otomatis. 30 tahun ia menunggu untuk perintah ini dan tidak mungkin ia siap (bertempur) dengan intensitas yang tinggi. Kita harus bersiap akan hal ini,” tambahnya,” tutur Bar.
“Bahkan Hizbullah tidak tahu bagaimana membayangkan seberapa besar kekuatan kami. Mungkin mereka bakal mencoba menggunakan pasukan khusus atau menembak di garis depan, tetapi kami sudah lebih dari itu. Kami menginginkan kemenangan mutlak saat ini, dengan waktu yang lebih cepat dan kerugian yang lebih sedikit,” kata Bar.
Walaupun demikian, beberapa pakar keamanan masih meragukan kemampuan militer Israel untuk menghentikan program nuklir Iran sendirian, tanpa bantuan AS jika sekutu utamanya itu memutuskan tak mendukung penyerangan.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa “diplomasi, pencegahan, dan tekanan” masih menjadi cara terbaik untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Di lain sisi, AS dan beberapa negara lain sedang melakukan diskusi dengan Iran terkait program nuklir negara itu.
Israel telah lama menilai diplomasi negara Barat yang kini dilakukan dengan Iran mengalami jalan buntu dan tidak berguna.
(pwn/rds)