Israel Makin Gila Bombardir Gaza, Semua yang Bergerak Jadi Target
Jakarta, Indonesia —
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan tidak dapat menjangkau warga Palestina yang hilang di bawah puing-puing bangunan karena Israel terus bombardir Jalur Gaza pada Sabtu (17/5).
Mahmoud Basal selaku juru bicara mengatakan puluhan orang tewas dalam serangan Israel terbaru dan banyak yang masih tertimbun reruntuhan, termasuk serangan terhadap lebih dari 10 rumah berpenghuni di Beit Lahiya dan Jabalia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pendudukan (Israel) menargetkan semua orang yang bergerak di wilayah utara Jalur Gaza,” kata Mahmoud Basal seperti diberitakan Al Jazeera.
“Kami merasa sulit untuk menjangkau wilayah tersebut guna menyelamatkan warga,” pengakuannya.
Serangan itu dilakukan setelah militer Israel mengumumkan tahap awal operasi intensif yang bertujuan mengalahkan Hamas.
Langkah-langkah tersebut, kata militer Israel, merupakan bagian dari perluasan pertempuran di Jalur Gaza, dengan tujuan mencapai semua tujuan perang, termasuk pembebasan mereka yang diculik dan kekalahan Hamas.
Peningkatan operasi terjadi saat situasi kemanusiaan di wilayah yang terkepung itu terus memburuk.
Salah satu rumah sakit terakhir yang masih berfungsi memperingatkan tidak lagi mampu merawat pasien yang terluka parah karena kekurangan pasokan dan serangan di dekatnya yang merusak tempat itu.
Tak hanya itu, RS di Gaza juga mengaku kehabisan kain kafan akibat gempuran yang tak kunjung berakhir sehingga warga sulit untuk memberikan pemakaman yang layak bagi korban kekejian Israel.
Basal mengatakan kepada AFP bahwa 10 jenazah telah dibawa ke rumah sakit Gaza setelah serangan pada Sabtu (17/5) pagi.
Tiga orang tewas dan empat orang luka-luka dalam serangan pesawat tak berawak di sebelah timur kota selatan Khan Younis, sedangkan tiga orang lainnya tewas dan beberapa orang luka-luka dalam pemboman sebuah rumah di Jabalia.
Sebuah serangan terhadap sebuah apartemen di sebelah barat laut Khan Younis menewaskan tiga orang, sementara satu orang tewas dan lima orang luka-luka, “termasuk seorang gadis, seorang perempuan muda dan ibu hamil.”
Operasi itu diluncurkan saat Israel menghadapi tekanan untuk mencabut blokade bantuan besar-besaran yang diberlakukannya di Gaza pada awal Maret karena negosiasi gagal mengenai langkah selanjutnya dalam gencatan senjata yang gagal beberapa minggu kemudian.
Organisasi-organisasi bantuan telah memperingatkan bahwa blokade itu telah menciptakan kekurangan kritis mulai dari makanan dan air bersih hingga bahan bakar dan obat-obatan.
Marwan Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara, mengatakan situasi di sana “tragis dan dahsyat setelah daerah sekitarnya menjadi sasaran lagi pagi ini, yang menyebabkan runtuhnya langit-langit dan retakan di dinding.”
“Ruang operasi dan unit perawatan intensif sudah penuh dan kami tidak dapat menerima kasus kritis lagi,” katanya. Ia menambahkan bahwa ada “kekurangan parah unit darah, obat-obatan, perlengkapan medis dan terapi, serta prosedur pembedahan.”
Sultan mengatakan para dokter terpaksa mengambil darah untuk transfusi dari pasien lain dan bahkan dari diri mereka sendiri karena tidak mungkin mendapatkan sumbangan dari warga karena kekurangan gizi.
(chri)