Isu Pemakzulan Gibran dan Pesan Persatuan Prabowo ke Purnawirawan TNI
Daftar Isi
Jakarta, Indonesia —
Presiden Prabowo Subianto menghadiri acara Halalbihalal Purnawirawan TNI dan Polri yang digelar di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5).
Acara tersebut turut dihadiri Wapres ke-6 RI, Try Sutrisno, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Gubernur D.I. Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Luhut Binsar Pandjaitan, Agum Gumelar, Wiranto, A.M. Hendropriyono hingga mantan Gubernur Akmil Toni Hartono.
Para menteri juga turut hadir di antaranya Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Luar Negeri Sugiono, hingga Menteri Agama Nasaruddin Umar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara tersebut digelar tak lama usai Forum Purnawirawan Prajurit TNI mengeluarkan delapan poin tuntutan. Salah satunya mengusulkan MPR mengganti Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka karena proses pemilihannya dianggap melanggar hukum.
Menariknya, Try Sutrisno diketahui turut tergabung dalam forum tersebut. Selain soal tuntutan, ia juga disorot lantaran anaknya yang merupakan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan) batal dimutasi menjadi staf khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Dalam acara Halabihalal tersebut, Prabowo duduk satu meja dengan Try Sutrisno. Prabowo bahkan sempat memberi hormat ke Try Sutrisno sebelum berpidato.
Dalam pidatonya, Prabowo sempat menyinggung bahwa Presiden ke-2 RI Soeharto tak mau mempertahankan kekuasaannya dengan senjata.
“TNI tidak mau berkuasa dengan senjata, Pak Harto tidak mau berkuasa dengan senjata. Beliau tampil karena ada vakum, karena ada krisis janganlah kita mau kutak-kutik kebenaran,” kata Prabowo di Halalbihalal Purnawirawan TNI AD, Jakarta, Selasa (6/5).
Prabowo juga menyebut bahwa tokoh-tokoh TNI merupakan sosok yang berperan menyukseskan agenda reformasi 1998.
“Reformasi itu, saudara-saudara, yang menyukseskan reformasi itu adalah tokoh-tokoh TNI dan ABRI,” ucapnya.
Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro mengatakan kehadiran Prabowo dalam acara tersebut, secara tidak langsung tentu membawa sebuah pesan politik. Agung berpendapat pesan politik yang ingin disampaikan Prabowo adalah soal kesolidan atau kekompakan semua pihak dalam upaya membangun Indonesia.
Terlebih, beberapa waktu lalu sempat muncul tuntutan untuk mengganti Gibran dari jabatan sebagai wapres.
“Setidaknya pesan itu ingin disampaikan secara langsung kepada publik, jadi politik kita baik yang di dalam berkuasa, yang di seberang kekuasaan bahwa pemerintah hari ini satu suara dan kompak seperti itu, apapun isunya,” tutur Agung saat dihubungi Indonesia.com, Selasa (6/5).
Prabowo unjuk mesin politik
Agung menyebut kehadiran Prabowo sekaligus bisa menunjukkan bahwa hubungan antara dirinya dengan Gibran hingga Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam kondisi baik.
“Walaupun ada yang mengkritik, ada yang men-support, semuanya dianggap bagian dari aspirasi dan dinamika kebangsaan yang mengemuka semacam itu. Jadi itu hal-hal wajar,” ujarnya.
Agung juga menilai kehadiran Prabowo dalam acara tersebut untuk menjaga salah satu mesin politik yang dimiliknya. Sebab, tak bisa dipungkiri, Prabowo memang memiliki latar belakang seorang militer.
Dengan langkah itu, kata Agung, Prabowo berharap dalam lebih mudah dalam menjalankan pemerintahan lantaran mendapat dukungan dari berbagai pihak.
“Jadi kalau dia di level militer atau purnawirawan saja di dukung solid, didukung semua, otomatis di level yang lain akan dengan mudah dia konsolidasikan, dia kondisikan,” ujarnya.
Guyub kekuasaan dan purnawirawan
Terpisah, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyampaikan kehadiran Prabowo itu menjadi momen untuk mempererat kembali dukungan dari para purnawirawan dalam membangun bangsa dan negara.
Disampaikan Adi, hal ini diperlukan untuk meredam berbagai isu atau dinamika politik yang mencuat dalam beberapa waktu terakhir.
“Jadi dalam konteks inilah sepertinya halalbihalal ini untuk kembali merajut bagaimana antar purnawirawan terus bekerja sama, terus solid dan terus guyub,” ucap Adi.
“Nah pentingnya presiden hadir dalam konteks ini adalah pesan simbolis bahwa purnawirawan itu adalah individu-individu dan komunitas, individu-individu persisnya yang memang selama ini tegak lurus untuk kepentingan bangsa dan negara dan tidak untuk kepentingan yang lain,” sambungnya.
Adi menuturkan pesan politik lain yang ingin disampaikan Prabowo adalah soal bagaimana soliditas menjadi kunci dalam membangun Indonesia.
“Tentu kehadiran Prabowo sebagai pesan bahwa kekompakan, kerja sama dan juga keguyuban adalah kunci untuk membangun solidaritas dan membangun kebersamaan sebagai bekal utama untuk membangun Indonesia ke depan, itu kan pesan-pesan persatuan politik yang selalu disampaikan oleh Prabowo,” tutur Adi.
Relasi Gibran dan purnawirawan TNI
Gibran tidak hadir dalam acara Halalbihalal Purnawirawan TNI AD tersebut. Meskipun, sejumlah jajaran menteri Kabinet Merah Putih turut hadir.
Plt. Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Mayjen (purn) Komaruddin Simanjuntak mengatakan acara ini memang hanya mengundang purnawirawan dan keluarga besar tentara.
Sebagai contoh, kehadiran Sri Sultan Hamengkubuwono X di Halal Bihalal Purnawirawan TNI AD, menurut Komaruddin, sebagai keluarga besar tentara karena ayahandanya, merupakan prajurit.
“Ini kan purnawirawan dan keluarga besar tentara, contohnya seperti Sri Sultan Hamengkubuwono itu keluarga besar tentara,” ucap Komaruddin seusai acara.
Berdasarkan keterangan tertulis, pada Selasa kemarin, Gibran bertolak ke Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melakukan sejumlah agenda kunjungan kerja selama dua hari ke depan. Mengawali agendanya, Gibran menyambangi Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka.
Namun, di luar hal tersebut, Adi berpendapat absennya Gibran itu bisa dilihat sebagai upaya untuk menghindari munculnya dinamika politik di kemudian hari.
Terlebih, sebelumnya sempat ada tuntutan untuk mengganti Gibran dari kursi wapres dari forum purnawirawan TNI.
“Ketidakhadiran wapres adalah jalan yang baik untuk menghindari adanya dinamika-dinamika politik yang mungkin akan muncul di kemudian hari,” kata Adi.
Sementara itu, Agung menilai wajar Gibran tidak hadir dalam acara tersebut. Pasalnya, Gibran bukan memang bukan berasal dari keluarga dengan latar belakang militer.
Namun, Agung juga beranggapan ketidakhadiran itu bisa dilihat sebagai dinamika relasi antara Gibran dengan forum purnawirawan.
“Karena kan relasinya lagi kurang harmonis ya, jadi ini jeda, jarak supaya masing-masing pihak tahu posisi masing-masing bahwa hari ini berbeda, semacam itu. Dan Gibran saya kira menghormati perbedaan itu, dan salah satu caranya ya sementara tidak hadir dalam forum itu,” tutur dia.
(dis/dal)