Jangan Hasut Umat Dukung Terorisme



Jakarta, Indonesia —

Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menyayangkan narasi berbagai pihak yang mengkritik penangkapan pelaku terduga terorisme dari anggota Jamaah Islamiyah (JI) oleh Densus 88 Antiteror Polri.

Ketua GP Ansor Luqman Hakim meminta agar tidak ada lagi pihak-pihak yang menghasut umat untuk mendukung pelaku teror. Sebab, ia menilai masih banyak elit politik yang sering memanipulasi sentimen agama Islam.

“Kami minta segera berhenti dan beralihlah kepada cara-cara politik yang terhormat dan mencerdaskan umat. Jangan hasut umat untuk menjadi permisif apalagi mendukung kegiatan-kegiatan terorisme,” ujar Luqman kepada wartawan, Rabu (17/11).

Kepolisian sebelumnya memang menangkap tiga orang terduga teroris, yakni Farid Okbah, Ahmad Zain An Najah, dan Anung Al Hamad. Penangkapan Farid dan Ahmad Zain menjadi sorotan.

Pasalnya, Farid merupakan Ketua Partai Dakwah Rakyat Indonesia, sementara Ahmad Zain terdaftar sebagai anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Mengenai hal ini, Luqman yang juga politikus PKB itu mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak menghiraukan provokasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan hasutan bahwa penangkapan sejumlah terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror Polri sebagai serangan negara terhadap Islam, ulama, dan ustaz.

Menurut dia, terorisme dan kejahatan lainnya dapat dilakukan oleh siapapun dengan latar belakang apapun; pengangguran, pedagang, petani, pemuka agama, ASN, Polri/TNI, politisi, akademisi, musisi dan sebagainya.

“Apapun latar belakang seseorang, apabila ia menjadi bagian dari jaringan terorisme, maka wajib hukumnya bagi Densus 88 Antiteror Polri untuk menangkap dan memproses hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” ujarnya.

Terkait Ahmad Zain yang merupakan anggota Komisi Fatwa, Luqman meminta MUI segera menggandeng Badan Intelijen Nasional (BIN), Densus 88 Antiteror Polri dan BNPT untuk melakukan pemeriksaan internal jajaran kepengurusan.

Hal ini dalam rangka membersihkan MUI dari pengaruh jaringan radikalisme dan terorisme. Ia menilai, tindakan ini penting, demi memulihkan kembali kepercayaan masyarakat kepada organisasi MUI di waktu mendatang.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR dari fraksi PKS M. Nasir Djamil membela dan meminta aparat Densus 88 tak bertindak sewenang-wenang dalam penangkapan tiga ulama atas dugaan terlibat terorisme.

Nasir membela ketiga orang tersebut, yang salah satunya merupakan anggota Komisi Fatwa MUI, Zain An Najah. Dia menilai ketiga orang tersebut tak pernah menghujat pemerintah atau memiliki ideologi takfiri, kelompok yang kerap mengkafirkan.

“Densus 88 agar mengedepankan hukum dan keadilan, transparansi serta tidak sewenang-wenang dalam hal penangkapan terhadap kedua orang itu yang dekat dengan umat. Setahu dirinya, mereka itu dalam ceramahnya tidak menghujat pemerintah atau berorientasi takfiri,” kata Nasir kepada Indonesia.com, Rabu (17/11).

(dmi/DAL)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *