Jangan Salah, Singkong Rebus Juga Bisa Bikin BB Naik, Kok Bisa?
Jakarta, Indonesia —
Singkong rebus kerap dijadikan alternatif pengganti nasi oleh banyak orang yang sedang menjalani program diet. Tekstur lembut, rasa netral, dan sifat mudah diolah tanpa tambahan minyak atau bumbu membuat singkong terlihat seperti pilihan sehat.
Tapi, benarkah singkong rebus cocok untuk menurunkan berat badan?
Umbi-umbian satu ini berasal dari Amerika Selatan dan kini menjadi salah satu sumber karbohidrat utama di banyak negara tropis, termasuk Indonesia. Indonesia bahkan tercatat sebagai salah satu penghasil singkong terbesar di dunia, bersama Nigeria dan Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akar singkong merupakan bagian singkong yang paling banyak dimanfaatkan. Bagian ini bisa digoreng, dibakar, dikukus, atau direbus.
Dari semua cara pengolahan, merebus dianggap sebagai yang paling praktis dan rendah lemak.
Tak heran, singkong rebus kerap dijadikan menu diet sehat. Cukup dikupas dan direbus selama 15-30 menit, singkong pun siap disantap.
Namun, jangan salah sangka. Di balik tampilannya yang sederhana, singkong rebus menyimpan kalori yang cukup tinggi.
Berdasarkan data dari Healthline, 100 gram (g) singkong rebus mengandung sekitar 191 kalori. Angka ini lebih tinggi dibandingkan jenis umbi lainnya.
Untuk perbandingan, 100 g ubi jalar hanya mengandung sekitar 90 kalori, sedangkan wortel hanya 35 kalori dalam jumlah yang sama.
Sebagian besar kalori singkong berasal dari karbohidrat, yakni sekitar 84 persen. Sisanya berasal dari protein dan lemak.
Artinya, bagi Anda yang sedang menjalani diet defisit kalori, penting untuk memperhatikan porsi singkong yang dikonsumsi agar tidak bikin berat badan naik.
|
Meski mengandung kalori tinggi, bukan berarti singkong tak memiliki manfaat. Dalam porsi yang tepat, singkong rebus tetap bisa menjadi bagian dari pola makan sehat.
Singkong kaya akan vitamin C, yang penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Singkong juga kaya tembaga, mineral yang berperan dalam produksi energi dan kesehatan otak.
Tak hanya itu, singkong juga mengandung pati resisten, sejenis karbohidrat yang tidak dicerna sepenuhnya oleh tubuh dan bisa menjadi makanan bagi bakteri baik di usus. Pati resisten diketahui dapat membantu menurunkan peradangan, memperbaiki kesehatan pencernaan, meningkatkan metabolisme, dan bahkan mengurangi risiko obesitas serta diabetes tipe 2.
Dengan kata lain, singkong rebus bukan musuh bagi program diet Anda. Namun, seperti halnya makanan lain, kuncinya terletak pada porsi dan keseimbangan.
Jadikan singkong sebagai variasi dalam pola makan sehat, bukan satu-satunya sumber karbohidrat harian Anda.
(tis/asr)