Jangan Takut Gula, Tapi Kenali Jenis dan Manfaatnya



Jakarta, Indonesia —

Godaan untuk memberikan camilan manis bergula buat anak selalu ada. Bahkan sebagian orang tua melakukan ini demi anak tetap anteng di rumah karena tidak bisa bepergian sebebas dulu.

Rasa manis memang menyenangkan, tetapi jika berlebihan bisa berbahaya. Anda tentu tidak ingin anak mengalami kelebihan berat badan, obesitas hingga terkena diabetes.

Hanya saja, gula layaknya lemak yang tidak perlu ditakuti. Anak tetap memerlukan gula.

“Jangan takut gula. Gula itu penting asal tidak berlebihan,” ujar Putri Sakti, dokter spesialis gizi klinis, dalam peluncuran Milo Less Sugar secara virtual, Kamis (11/11).

Secara umum ada beberapa jenis gula pada makanan atau minuman. Gula-gula ini ada yang berupa gula tambahan dan gula alami yang memang terdapat pada bahan pangan.

1. Glukosa

Glukosa dapat ditemukan pada madu, buah-buahan maupun sayuran. Melansir dari WebMD, tubuh juga bisa memproduksi glukosa dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti roti, kentang, nasi dan pasta. Tubuh memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi.

2. Sukrosa

Sukrosa umumnya dikenal sebagai gula pasir atau gula yang terbuat dari tebu atau bit. Seperti glukosa dan fruktosa, sukrosa juga terdapat pada tumbuhan.

Mengutip dari How Stuff Works, sebenarnya tiap tumbuhan memiliki jenis-jenis gula ini sebab gula dan oksigen merupakan produk proses fotosintesis.

Namun kandungan sukrosa pada tebu dan bit terbilang jauh lebih tinggi saat panen daripada tumbuhan lain. Sukrosa juga memiliki manfaat untuk menghasilkan energi.

Akan tetapi Putri mengingatkan konsumsi gula pasir berlebihan akan memicu masalah kesehatan pada anak. Pedoman secara umum, anak maksimal mengonsumsi gula tambahan sebanyak 20 gram per hari per anak.

“Gula ini akan menjadi energi dan lemak di tubuh. Kalau berlebihan, fruktosa hasil pemecahan gula pasir akan jadi lemak, lalu jadi obesitas. Pandemi sudah kurang gerak, tapi asupannya tinggi gula,” ujar dia.

3. Fruktosa

Fruktosa merupakan gula alami yang terkandung pada buah-buahan. Kementerian Kesehatan memberikan anjuran batasan asupan gula secara umum sebanyak 50 gram per orang per hari. Namun batasan asupan gula ini tidak termasuk asupan fruktosa yang berasal dari buah-buahan.

4. Laktosa

Susu pun mengandung gula alami yang biasa disebut laktosa. Putri berkata rasa manis dari laktosa memang lebih rendah dari sukrosa tetapi laktosa memberikan manfaat lebih dari sekadar suplai energi. Laktosa baik untuk otak, pencernaan, dan pertumbuhan tulang.

“Laktosa itu membantu penyerapan kalsium, zinc, tembaga lebih baik sehingga pertumbuhan tulang akan jauh lebih optimal lagi,” jelas Putri.

5. Maltosa

Jika Anda menemukan produk dengan campuran malt atau serealia, akan terdapat kandungan gula alami yang disebut maltosa. Maltosa sendiri tinggi serat dan zat besi sehingga baik untuk pencernaan dan sistem imun.

“Kalau gula alami, itu akan ada kandungan dengan zat gizi lain sehingga membantu pemanfaatan lebih optimal di tubuh,” jelas Eka Herdiana, Corporate Nutritionist Nestle Indonesia dalam kesempatan serupa.

6. Galaktosa

Galaktosa biasa ditemukan pada produk susu dan berikatan dengan laktosa. Rasanya semanis glukosa dan memiliki 30 persen manis sukrosa. Melansir dari Street Directory, galaktosa banyak berperan di tingkat sel yakni sebagai pembentuk glikoform (glycoform) alias substansi pesan pada sel. Ini semacam sistem komunikasi antarsel yang memungkinkan sel membedakan mana ‘kawan dan lawan’.

(els/chs)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *