Jakarta, Indonesia —
Petarung MMA Indonesia, Deni Daffa sedang membawa nama bangsa menuju ajang bergengsi di dunia, Ultimate Fighting Championship (UFC). Namun, Deni lebih dulu harus berjuang di Road to UFC.
Lawan pertama yang akan dihadapi Deni adalah fighter asal China, Ren Yawei. Jadwal Deni Daffa vs Ren Yawei akan berlangsung di Shanghai, Jumat (23/5) mulai pukul 18.00 WIB.
Atlet asal Bengkulu itu mengaku sudah melakukan persiapan khusus jelang pertarungan. Deni sadar, Road to UFC adalah salah satu momen berharga dalam karier profesional sebagai petarung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara yang dilakukan petarung kelahiran 8 September 1999 itu adalah memerhatikan gaya bertarung lawan. Cuplikan video pertarungan Ren Yawei jadi siasat menggali titik lemah agar bisa cepat-cepat membuat lawan ‘finis’.
Indonesia.com berkesempatan mewawancarai Deni Daffa jelang duel lawan Ren Yawei. Bagaimana sang ‘Destroyer’ menyusun strategi menumbangkan lawan di octagon? Berikut petikan wawancara Deni Daffa.
Road to UFC adalah batu loncatan menuju UFC, bagaimana Anda melihat UFC itu sendiri?
UFC adalah turnamen MMA terbesar di dunia. Semua orang mau bertanding di UFC, arahnya ke sana semua fighter di dunia. Jadi wajar kalau target petarung ke sana.
Saya ingin meningkatkan gaya bertanding dan level kompetisi. Jadi wajar saja semua orang mau ke UFC.
Apakah UFC adalah puncak karier Anda?
Pastinya, kita sudah melihat abang kita semua Jeka Saragih yang sudah mencapai ke sana. Itu adalah puncak MMA di dunia.
Jika lolos UFC, apakah siap berubah kelas seperti Jeka Saragih?
Bila saya lolos ke UFC, saya ingin lihat kondisi. Tidak ada yang tidak mungkin untuk turun ke kelas bulu, tetap di ringan atau naik ke welter.
Tapi saya ingin selesaikan satu-satu dulu. Untuk ke depannya itu nanti saya pikirkan lagi.
Apakah Anda berkomunikasi dengan Jeka Saragih soal UFC?
Dia sempat memberi video dukungan kepada saya dan rekan saya Rio Tirto untuk berjuang di Road to UFC.
Saya juga ingin mendoakan bang Jeka di UFC 316. Kita doakan dia sama-sama sukses.
Bersambung ke halaman berikutnya…
Apa saja persiapan khusus jelang lawan Ren Yawei? Apakah Anda melakukan diet tertentu? Atau menambah durasi latihan?
Kalau durasi sama seperti biasa, saya latihan dua kali sehari di pagi dan malam. Untuk diet, saya setiap hari sudah diet.
Untuk pola makan, sama seperti biasanya sebelum pertandingan. Tentu jaga makanan agar berat badan tidak naik. Harus seimbang antara karbohidrat, protein, dan nutrisi lain. Tapi jelang pertarungan itu saya sesuaikan game plan.
Apakah Anda sudah menemukan titik lemah Ren Yawei? Sebenarnya apa saja yang perlu diwaspadai dari petarung asal China?
Saya sudah lihat video pertandingan dia, termasuk pertarungan dia lawan atlet asal Indonesia. Saya sudah tahu apa yang akan dilakukan dan bakal dieksperimen pada pertandingan.
Saya sudah lihat juga titik lemah di media sosial. Itu jadi pengingat untuk saya untuk eksperimen nanti.
Kalau petarung China, sebenarnya setiap individu punya ciri khas masing-masing. Jadi tidak ada karakter tertentu.
Tapi lawan saya kali ini, dia seorang striker yang sering pukul dari kiri dengan cepat. Kalau terdesak, dia juga bisa main di bawah. Bisa dikatakan dia petarung lengkap, atas dan bawah dia bisa.
Tinggi Anda 186 cm, lawan punya tinggi 175 cm. Dengan jangkauan yang lebih jauh, ini jadi keunggulan Anda?
Itu pasti, dianugerahkan badan tinggi sangat bagus jadi bisa atur jarak, saya bisa serang dari jarak yang lebih jauh.
[Gambas:Photo ]
Kalau bilang ‘finis-kan’ lawan, berarti target bikin KO lawan?
Oh saya tidak memikirkan itu, apakah menang KO atau submission. Yang penting saya memberi hasil terbaik dan menang. Saya hanya peduli menang.
Anda siap bertarung bawah atau akan memaksa lawan main di atas?
Saya akan meladeni lawan mau main seperti apa. Saya akan ambil semua kesempatan dan cicil satu per satu apabila bisa dibikin finish, saya bikin finis.
Yang penting saya memberikan hasil terbaik, mengincar kemenangan dan pulang dengan selamat.
Prediksi Anda akan seperti apa jalannya pertarungan nanti?
Pertandingan nanti bakal berat. Karena dia salah satu putra terbaik China yang dipilih UFC untuk bertanding dengan saya di Road to UFC.
Tapi saya juga salah satu putra terbaik dari Indonesia. Kalau bukan salah satu yang terbaik tidak mungkin saya dipilih ke sini.
[Gambas:Video ]