Kami Maklum Sulit Dapat Izin Reuni, Banyak yang Dengki



Jakarta, Indonesia —

Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif bercerita bahwa panitia kesulitan mendapatkan izin penggunaan tempat untuk menggelar Reuni 212 pada tahun ini.

Hal itu ia katakan dalam agenda Silaturahmi dan Dialog 100 Ulama, Habaib dan Tokoh Nasional yang digelar secara virtual, Kamis (2/12).

“Sebulan lalu agenda Reuni 212 sudah rapi disusun panitia, tapi sama-sama kita maklum (sulit dapat izin Reuni 212) kelihatannya banyak pihak yang masih dengki dengan 212. Sehingga perjalanannya luar biasa. Satu kenikmatan buat panitia. Berbeda dengan tahun lalu,” kata Slamet.

Slamet mengatakan awalnya panitia tetap merencanakan Reuni 212 digelar di Monas Jakarta. Pasalnya, tempat tersebut bersejarah bagi Aksi 212 pada 2016. Namun, pihak pengelola Monas tak mengizinkan.

“Permohonan izin kemudian dibalas oleh pihak Monas bahwa sampai 2022 Monas belum dibuka kegiatan apapun,” kata dia.

Tak habis akal, Slamet mengatakan panitia mencari tempat alternatif lainnya untuk menggelar Reuni 212. Salah satu pilihan jatuh di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. Rencananya, panitia akan membangun panggung di lokasi tersebut.

Meski demikian, ia mengatakan pihak kepolisian tak memberikan izin menggelar reuni di patung kuda. Dengan alasan tak mendapatkan rekomendasi izin dari Satgas Covid-19 setempat.

“Tapi dari pihak kepolisian dengan argumentasi tak bisa karena harus izin dari Satgas Covid. Ketika kita rapat bersama semua unsur ada. Ketika ditanya Satgas, tak pernah dia keluarkan rekomendasi untuk izin keramaian. Saling lempar. Alhasil tak diberikan izin,” kata dia.

Setelah tak diberikan izin di Patung Kuda, Slamet menjelaskan panitia langsung menggelar musyawarah untuk membahas alternatif pilihan tempat lain. Lalu pilihan jatuh di Masjid Az-zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Bahkan, ia bercerita bahwa rapat Reuni 212 pada Minggu (28/11) lalu, pihak Yayasan Az-Zikra sempat hadir. Ia mengatakan bahwa Az-Zikra salah satu tempat bersejarah karena di situ sempat digelar rapat penyusunan Aksi 212 pada 2016 lalu.

“Bahwa [almarhum] ustaz Arifin Ilham [pemilik Azzikra] itu tokoh 212. Bahwa kita hormati ketokohan beliau. Lalu kita juga ingin takziah bagi ustaz Ameer. Udah disepakati awalnya,” kata dia.

Namun, kata Slamet, mendadak keluarga almarhum Arifin Ilham tak mengizinkan Az-Zikra sebagai tempat Reuni 212.

Ia mengklaim bahwa pihak Az-Zikra banyak didatangi oleh pihak tertentu karena akan dijadikan sebagai tempat Reuni 212. Namun, ia tak menjelaskan siapa pihak tersebut.

“Sehingga kita siapkan undangan kepada 300 tokoh maksimalnya di Az-Zikra. Ternyata apa yang terjadi tiba-tiba istri almarhum Rabu pagi melayangkan surat ke kita. Kita enggak pernah menyebarkan surat itu tahu-tahu viral,” ucap dia.

Melihat Az-Zikra tak memungkinkan untuk menggelar reuni, Slamet mengatakan panitia kembali mencari alternatif lain. Ia menyebut ada lima sampai tujuh tempat yang sudah didatangi di kawasan Bogor untuk menggelar Reuni 212.

“Untuk bisa dipakai, tapi semua menolak,” kata dia.

Meski demikian, Slamet mengklaim bahwa Reuni 212 bertajuk Aksi Super Damai yang digelar di Patung Kuda pagi tadi berlangsung sukses. Bahkan, ia mengklaim peserta yang hadir dalam agenda tersebut mencapai 10 ribu orang.

“Aksi berjalan 5-10 ribu orang. Yang long march dari Tanah Abang. Belum dari berbagai titik. Artinya tetap reuni berjalan sukses, tertib, aman, damai, lancar dan dialog digelar,” kata dia.

Reuni 212 awalnya akan digelar di dua tempat. Yakni di Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta dan Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor.

Pihak Polda Metro Jaya mengatakan Reuni 212 di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, tak mendapatkan izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Izin Reuni 212 diketahui bukan hanya tidak dikeluarkan Pemprov, tapi juga tidak dikeluarkan oleh Masjid Azzikra, lokasi lain pelaksanaan Reuni.

Meski tak mendapat izin, massa aksi tetap mendatangi lokasi kawasan Patung Kuda sejak Kamis (2/12) pagi.

(rzr/pmg)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *