Kapal Asing Mengaku Bayar TNI AL hingga Rabi Yahudi Iran Takut



Jakarta, Indonesia —

Pengakuan pemilik kapal asing harus bayar kepada petugas TNI AL menjadi salah satu berita yang masih disorot pagi ini.

Berikutnya ada pula rabi Yahudi Iran yang mengaku takut dengan efek pembunuhan jenderal Al-Quds, Qassem Soleimani oleh Amerika Serikat.

Berikut tiga kabar yang terangkum dalam kilas internasional pagi ini:

1. Kapal Asing Disebut Bayar Rp4,2 M ke TNI AL agar Bebas dari Penahanan

Belasan kapal kargo dan tanker mengaku ditahan TNI Angkatan Laut di perairan Indonesia dekat Singapura dan harus membayar US$300 ribu atau setara Rp4,2 miliar per kapal agar dibebaskan.

Dikutip dari Reuters, pemilik kapal, awak dan sumber keamanan maritim, yang terlibat dalam penahanan dan pembayaran, mengatakan mereka membayar secara tunai kepada perwira TNI AL atau transfer bank ke perantara yang disebut mewakili Angkatan Laut Indonesia.

Reuters tak bisa mengonfirmasi secara independen bahwa pembayaran dilakukan kepada perwira angkatan laut atau siapa penerima akhir pembayaran itu.

2. Suku Maori Minta Setop Tampilkan Tarian Haka di Demo Anti-Vaksin Selandia Baru

Suku Maori Selandia Baru dibuat geram dengan demo anti-vaksin di negara tersebut yang menggunakan tarian Haka jenis “Ka Mate”.

Suku asli di negara itu pun mendesak para pendemo untuk tidak menampilkan gerakan Haka dalam demo anti-vaksin di Selandia Baru.

Tarian Haka bagi Ngati Toa atau suku Maori merupakan simbol sakral. Tarian itu bisa merepresentasikan penyambutan tamu khusus hingga sebagai pelindung bagi malapetaka.

Namun mengutip dari AFP, tarian Haka kerap ditampilkan oleh para pendemo anti-vaksin Covid-19 di Selandia Baru. Penggunaan tarian Haka itu pun mengundang keprihatinan dan kemarahan suku Maori.

3. Rabi Yahudi Iran Takut Efek AS Bunuh Jenderal Al-Quds

Rabi Yahudi Iran di Amerika Serikat (AS) mencemaskan efek dari pembunuhan jenderal Al-Quds, Qassem Soleimani, oleh AS pada Januari 2020.

Kepala Rabi Yahudi asal Iran di Chabad Virginia Utara, Yehuda Gerami, amat menyayangkan AS melakukan pembunuhan terhadap komandan tertinggi Al-Quds Iran tersebut. Ia khawatir akan ada balasan kelompok muslim radikal terhadap komunitas yahudi berupa serangan fisik di Iran.

“Situasinya menjadi sangat sensitif. Kami merasakan sensitivitasnya bukan dari pemerintah (Iran), melainkan dari para warga. Mereka (kelompok muslim radikal) mulai membahas soal pembalasan dendam,” kata Gerami dikutip dari The Times of Israel.

(bac)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *