Jakarta, Indonesia —
Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin (21/4) setelah memimpin umat Katolik dunia sejak 2013.
Kepergian pria kelahiran Argentina sekaligus paus non-warga Eropa pertama sejak lebih dari satu abad lalu ini memunculkan pertanyakan siapa kah penerusnya.
Wafatnya Paus Fransiskus memicu proses politik di dalam Gereja Katolik untuk memilih pemimpin baru pun dimulai. Proses ini dinamakan conclave atau konklaf dalam bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konklaf merupakan pertemuan para kardinal gereja Katolik dari seluruh dunia di Vatikan untuk memilih Paus yang baru.
Secara tradisional, proses konklaf akan dimulai setelah masa berkabung selama 15-20 hari selesai.
Namun, pendahulu Paus Fransiskus, Paus Benediktus, telah mengubah aturan tersebut sehingga konklaf dapat digelar lebih awal jika para kardinal menghendakinya.
Pemungutan suara biasanya berlangsung antara 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus.
Dikutip BBC, Paus baru akan dipilih oleh College of Cardinals atau sekelompok pejabat senior Gereja yang seluruhnya adalah pria dan telah ditunjuk oleh Paus. Umumnya, para kardinal ini sudah ditahbiskan sebagai uskup.
Saat ini terdapat 252 kardinal Katolik dari seluruh dunia. Namun, hanya 135 di antaranya yang memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam proses konklaf. Salah satu syaratnya adalah tidak berusia di atas 80 tahun.
Para kardinal yang berusia di atas ambang batas tersebut tetap dapat mengikuti proses konklaf, namun tidak memiliki hak pilih.
Sementara itu, selama masa kekosongan ini, para College of Cardinals akan mengelola Gereja Katolik Vatikan.
Mereka menjalankan urusan harian Gereja, namun dengan kekuasaan terbatas. Sebagian besar administrasi pusat Vatikan pun berhenti beroperasi, dan biasanya para kepala departemen Vatikan mengundurkan diri dari jabatannya hingga dikonfirmasi ulang atau diganti oleh Paus yang baru.
Bagaimana proses konklaf? Baca di halaman berikutnya >>>>
Siapa yang bisa menjadi Paus?
Secara teori, setiap pria Katolik Roma yang telah dibaptis dapat dipilih menjadi Paus.
Namun dalam praktiknya, para kardinal biasanya memilih dari kalangan mereka sendiri.
Pada 2013, Fransiskus yang berasal dari Argentina menjadi Paus pertama dari Amerika Selatan, wilayah yang mewakili sekitar 28% populasi Katolik dunia, sekaligus dari belahan bumi selatan.
Berdasarkan preseden sejarah, para kardinal jauh lebih sering memilih Paus dari Eropa, terutama dari Italia. Dari 266 Paus yang pernah terpilih, 217 berasal dari Italia.
Meski demikian, sejumlah analis Vatikan meyakini bahwa mungkin saja penerus Fransiskus berasal dari luar Eropa.
Kemungkinan itu mencuat mengingat Paus Fransiskus telah menunjuk lebih dari 140 kardinal dari luar benua tersebut selama masa kepemimpinannya.
Bagaimana konklaf berlangsung?
Para kardinal pemilih diisolasi dari dunia luar selama masa pemilihan Paus berlangsung. Mereka tidak diperkenankan menggunakan ponsel, internet, maupun mengakses berita luar dan surat kabar.
Selama masa isolasi tersebut, ratusan kardinal dari seluruh dunia itu akan berdiskusi dan melakukan lobi internal untuk memilih siapa yang pantas menjadi penerus pemimpin Gereja Katolik dunia.
Konklaf berlangsung dalam kerahasiaan ketat di dalam Kapel Sistina, Vatikan, yang terkenal dengan lukisan karya Michelangelo.
Untuk memilih Paus baru, diperlukan suara dua pertiga plus satu dari jumlah total kardinal pemilih. Dengan ketentuan itu, biasanya proses pemimpihan berlangsung hingga beberapa kali putaran pemungutan suara.
Setelah hari pertama, pemungutan suara rahasia dilakukan dua kali sehari dan proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari.
Berdasarkan sejarah, proses pemilihan paus ini pernah berlangsung selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Ada pula kardinal yang wafat di tengah-tengah konklaf berlangsung.
Bagi dunia luar, satu-satunya petunjuk tentang perkembangan konklaf adalah asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina, Vatikan, yang merupakan hasil dari pembakaran surat suara para kardinal.
Asap hitam menandakan belum ada keputusan. Sementara itu, Asap putih berarti Paus baru telah terpilih.
Pengumuman Paus baru
Setelah asap putih mengepul, biasanya Paus yang baru terpilih akan tampil dalam waktu satu jam di balkon Basilika Santo Petrus.
Kardinal senior yang memimpin konklaf akan mengumumkan hasil pemilihan dengan kalimat bahasa Latin “Habemus Papam” yang berarti “Kita memiliki seorang Paus baru.”
Ia kemudian memperkenalkan Paus baru dengan nama kepausannya, yang bisa saja berbeda dari nama aslinya.
Contohnya, Paus Fransiskus lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, namun ia memilih nama Fransiskus sebagai penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Assisi.