Kata Chef Soal Lobster dan Kepiting Tak Boleh Direbus Hidup-hidup
Para ahli di London School of Economics melarang lobster danĀ kepiting direbus hidup-hidup. Larangan ini dikeluarkan lantaran mereka beranggapan binatang laut ini bisa merasakan sakit. Oleh karenanya, mereka maka harus diperlakukan seperti makhluk hidup pada umumnya.
Tak dimungkiri, kepiting dan lobster memang seringkali direbus hidup-hidup agar lebih mudah dimasak. Capitnya bisa menyerang dan melukai tangan ketika dibersihkan atau bersiap mengolah.
Chef Ragil Imam Wibowo menyebut, tanpa larangan yang dikeluarkan oleh para ahli ini, telah banyak restoran yang memang melarang kepiting dan lobster direbus dalam keadaan hidup.
“Kalau di professional kitchen memang harus dimatikan dulu sebelum direbus atau diolah,” kata Ragil saat dihubungi Indonesia.com, Jumat (26/11).
Diungkapkan Ragil, merebus hidup-hidup hewan laut tersebut dibanding mematikan baru direbus juga akan menghasilkan tekstur rasa yang berbeda. Pada hewan yang direbus hidup-hidup akan menghasilkan tekstur daging yang cenderung alot.
Kata dia, kepiting yang dimatikan terlebih dahulu sebelum diolah akan membuat masakan jadi lebih segar dan bersih. Bahkan setelah dimatikan dan dibersihkan, beberapa rumah makan chinese food, langsung mengolahnya jadi aneka makanan tanpa direbus terlebih dulu.
“Digoreng sebentar untuk mengeringkan bagian daging luarnya kemudian dimasak bareng saus yang diinginkan atau malah biasanya disteam dikasih kecap asin,” kata dia.
Ragil menambahkan, mematikan lobster dan kepiting ini sebenarnya tidak sulit, asal tahu triknya.
“Gampang kok, kalau lobster bisa ditusuk kepalanya, kalau kepiting ditusuk bagian belakangnya, nah kalau sudah tidak bergerak tinggal dibersihkan,” ujarnya.
Dia pun menyarankan kepada siapa saja yang hendak mengolah lobster maupun kepiting untuk membunuhnya terlebih dahulu, alih-alih membiarkannya mati perlahan di panci rebusan.
(tst/chs)