Kehidupan Cacing di Dasar Laut Terungkap, Bikin Ilmuwan Terkejut




Jakarta, Indonesia

Penemuan di dasar laut mengungkap bagaimana cacing di lautan berkembang selama ini, dan membuat para ilmuwan terkejut.

Para ilmuwan mengungkap pada kedalaman 2,515 meter di bawah laut, terdapat oasis laut dalam yang terbentuk dari aktivitas hidrotermal. Di rongga-rongga dasar laut yang tersembunyi, terdapat komunitas hewan multiseluler seperti cacing yang hidup subur di kegelapan.

Rongga-rongga ini berada sekitar 10 cm di bawah dasar laut dan diisi air yang panas karena aktivitas vulkanis. Kepanasan suhu airnya mencapai 25 derajat celcius.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monika Bright, ahli biologi dari University of Vienna, yang turut serta dalam penelitian ini mengatakandalam rongga-rongga ini setidaknya ada 10 spesies hewan laut yang ditemukan termasuk cacing poliket, siput laut, serta cacing tabung raksasa Riftia pachyptila.

Beberapa spesies yang sama juga ditemukan di permukaan, hal ini menunjukkan kemungkinan hubungan antara dasar laut dan rongga di bawahnya.

“Ditemukannya cacing tabung besar hidup menguatkan hipotesis bahwa larva dapat menjajah ventilasi dari bawah permukaan,” kata Bright, melansir Science Alert, Kamis (17/7).

Bright juga menjelaskan beberapa larva cacing tabung menetap jika kondisinya sesuai, sementara yang lain mungkin terbawa aliran ventilasi dan menjajah permukaan.

Temuan ini mengungkapkan ekosistem hidrotermal yang jauh lebih kompleks daripada yang kita ketahui. Kondisi laut dalam ini tentunya tidak cocok untuk manusia yang hidup di permukaan karena tekanan tinggi, suhu dingin ekstrem, dan gelap gulita.

Kondisi di dalam rongga tersebut mirip dengan area sekitar lubang ventilasi di dasar laut. Ini menunjukkan bahwa mungkin ada lebih banyak kehidupan di bawah permukaan laut daripada yang kita kira.

Penemuan ini juga membuka kemungkinan bahwa kehidupan di bawah tanah bisa menjadi asal mula koloni baru di sekitar ventilasi vulkanis di permukaan laut.

“Geologis sudah mendeskripsikan rongga-rongga ini sebelumnya, tapi mereka belum pernah melihat hewan di sana. Kami, para ahli biologi, juga tidak tahu hingga ketika kami mencoba mengumpulkan bebatuan untuk mencari larva cacing tabung di permukaan,” jelasnya.

“Kami secara tidak sengaja menemukan rongga dan melihat hewan-hewan hidup di dalamnya.” ucap dia menambahkan.

Pada kedalaman 2.515 meter, ventilasi hidrotermal di East Pacific Rise sulit dijangkau manusia. Area dasar laut yang aktif secara vulkanis ini dipenuhi lubang-lubang yang mengeluarkan panas dan mineral. Lubang-lubang ini menyediakan dasar untuk ekosistem berbasis kemosintesis yang mendukung jaringan makanan laut.

Lingkungan ekstrem ini juga sulit dipelajari, sehingga pengetahuan kita tentang hal ini terbatas. Namun berkat perkembangan teknologi, kini bisa mempelajari rahasia kedalaman laut dengan mengirim alat yang dapat dikendalikan dari jarak jauh.

Contohnya adalah Bright dan timnya yang melakukan misi dengan menggunakan ROV (kendaraan kendali jarak jauh) SuB-astian untuk mempelajari kehidupan yang berkumpul di sekitar ventilasi East Pacific Rise serta melakukan survei dan mengumpulkan sampel.

Masih belum diketahui seberapa luas rongga-rongga ini atau seberapa umum ditemukan. Namun penemuan ini mengingatkan perlunya dilakukan banyak penelitian untuk memahami dan melindungi kehidupan di dasar laut dari aktivitas manusia seperti penambangan laut dalam.

“Kami sedang memikirkan langkah-langkah berikutnya,” ujar Bright.

“Misalnya mengembangkan alat untuk ROV (kendaraan kendali jarak jauh) agar dapat menggali lebih dalam ke dalam kerak Bumi, serta memperluas penelitian ke area ventilasi lainnya.” tambahnya.

(wnu/dmi)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *