Kemenag Imbau Cek Lagi Arah Kiblat, Begini Caranya
Jakarta, Indonesia —
Matahari akan tepat berada di atas Ka’bah, Mekah, Arab Saudi, mulai 26 hingga 30 Mei 2025. Kesempatan ini bisa digunakan untuk meluruskan arah kiblat.
Berdasarkan keterangan Kementerian Agama (Kemenag), fenomena ini juga disebut sebagai Istiwa A’zam, yakni saat Matahari tepat berada tegak lurus di atas Ka’bah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pada saat itu, bayangan benda yang berdiri tegak lurus akan membelakangi arah kiblat secara akurat. Waktu ini dinilai sebagai momen tepat untuk memverifikasi kembali arah kiblat,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, Rabu (21/5), melansir Antara.
Ia menjelaskan berdasarkan kajian ilmu falak dan astronomi, terdapat berbagai metode untuk memastikan arah kiblat. Beberapa di antaranya adalah menggunakan kompas, theodolite maupun dengan mengamati langsung peristiwa Rashdul Kiblat.
Peristiwa Istiwa A’zam akan terjadi pada Selasa dan Rabu besok. Matahari akan berada tepat di atas Ka’bah pukul 16.18 WIB atau 17.18 WIB saat fenomena terjadi.
BMKG, dalam unggahannya di Instagram, menjelaskan bahwa peristiwa ini hanya berlaku untuk Indonesia bagian Barat dan Tengah bagian Barat. Fenomena ini berlangsung dua kali dalam setahun, yakni pada 26-30 Mei pukul 16.18 serta 14-18 Juli pada pukul 16.27 WIB.
Sementara itu, untuk Indonesia bagian Timur, juga sebagian Indonesia Tengah bagian Timur, penentuan arah kiblat dapat dilakukan saat Matahari di atas di antipoda Ka’bah, maksudnya ketika Matahari berada sebalik arah Ka’bah.
Fenomena ini akan terjadi setiap 14 Januari pukul 06.30 WIT dan 29 November pukul 06.09 WIT.
Cara mengecek arah kiblat
Menurut BMIKG, ada sejumlah cara untuk mengecek arah kiblat pada periode tersebut. Berikut langkah-langkahnya:
1. Sesuaikan jam yang digunakan dengan jam atom BMKG di https://jam.bmkg.go.id atau https://ntp.bmkg.go.id.
2. Gunakan alat yang dapat dijadikan tegak lurus pada permukaan yang datar. Alat dapat berupa bandul, tiang, atau dinding bangunan yang tegak lurus dengan tanah datar.
3. Lakukan proses kalibrasi sejak 5 menit sebelum dan sesudah 16.18 WIB atau 17.18 WITA (waktu puncak).
4. Perhatikan arah bayangan yang terjadi saat waktu puncak. Tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat. Garis itulah arah kiblat yang sudah dikalibrasi dengan posisi Matahari saat tepat berada di atas Ka’bah.
5. Kondisi seperti ini akan terulang tiap tahunnya pada tanggal 26-30 Mei dan 14-18 Juli. (Puncak terjadi pada 28 Mei 2025 dan 16 Juli 2025)
(dmi/dmi)