Kemendikbud Dalami Laporan Dugaan Manipulasi Nilai CPNS



Jakarta, Indonesia —

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bakal mendalami laporan dugaan manipulasi nilai dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tenaga dosen asisten ahli.

Laporan dugaan manipulasi nilai CPNS itu beredar di media sosial Twitter hingga menjadi sorotan netizen.

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti Sutar mengatakan pihaknya sudah melaporkan dugaan manipulasi tersebut pada Inspektorat Jenderal (Itjen). Itjen Kemendikbud bakal melakukan tindak lanjut atas laporan bersumber akun Twitter itu.

“Terimakasih untuk laporannya. Sudah dilaporkan pada Itjen, akan kami lakukan pendalaman,” kata Suharti kepada Indonesia.com, Senin (27/12).

Suharti enggan menjelaskan perihal kemungkinan sanksi yang diberikan kepada Perguruan Tinggi Negeri atau pihak yang terlibat dalam kecurangan tersebut bila terbukti. Dia hanya meminta semua pihak untuk menunggu hasil pendalaman oleh Itjen Kemendikbud.

Akun Twitter dengan nama pengguna @alhrkn mengunggah utas berisi dugaan manipulasi nilai dalam seleksi CPNS posisi Dosen Asisten Ahli yang diikutinya.

Kisahnya bermula ketika dia mengikuti seluruh proses seleksi CPNS sejak Juli 2021 lalu. Setelah dinyatakan lolos tahapan Seleksi Administrasi, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), dia melanjutkan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) jalur Cum Laude pada 14 November.

Menurut pengakuannya, pada formasi tersebut hanya ada peserta tunggal yakni ia sendiri dalam SKB jalur Cum Laude.

“Ternyata saya jadi peserta tunggal yang maju ke SKB dari jalur Cum Laude,” kata pengguna Twitter tersebut.

Setelah SKB tertulis dan wawancara selesai, keanehan mulai terlihat ketika skor penilaian diumumkan. Menurutnya nilai wawancara dan simulasi mengajar (micro teaching) miliknya dijatuhkan oleh petugas. Petugas wawancara sendiri adalah salah satu pengajar di PTN yang dituju.

“Nilai saya dijatuhkan habis-habisan di wawancara dan micro teaching hingga saya dinyatakan gagal tidak memenuhi syarat, dan 1 kandidat dari jalur umum tiba-tiba masuk ke jalur Cum Laude di mana semula saya adalah calon tunggal,” kata dia.

Dalam utas tersebut, ditampilkan perbedaan nilai antara dirinya dengan satu kandidat yang tiba-tiba berada di jalur Cum Laude tersebut. Berdasarkan skor SKD dan SKB yang ditampilkan, dirinya memang jauh unggul ketimbang satu kandidat lain yang hanya unggul dalam nilai wawancara dan micro teaching.

“Nilai wawancara dan micro teaching 6 orang didongkrak hingga lebih dari 90 sementara peserta lain dijatuhkan sampai kurang 40. Dan Boom! Ternyata semua 6 peserta dongkrakan itu adalah dosen non PNS di jurusan yang menyeleksi,” ucapnya.

“Jadi ujian mahal 6 bulan ini cuma jadi ajang bagi-bagi status PNS buat orang dalam?” sambung dia.

Utas milik @alhrkn tersebut telah mendapat 6.651 retweets, 2.054 quote tweets, dan lebih dari 13 ribu likes pada Selasa (28/12).

(mln/bmw)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *