Kemenkes Akui Laboratorium SGTF untuk Deteksi Omicron Terbatas



Jakarta, Indonesia —

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui jumlah laboratorium pemeriksaan tes Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) untuk S Gene Target Failure (SGTF) yang dapat mendeteksi varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia masih sangat terbatas.

Beda tes PCR biasa dengan tes PCR SGTF terletak pada kit reagen khusus yang dibutuhkan untuk SGTF. Lantaran teknik SGTF adalah fokus pada area genome varian Omicron yang kehilangan atau delesi beberapa huruf genetik di gen S (spike). Sementara umumnya pemeriksaan hanya kepada gen N dan gen ORF.

“SGTF tidak banyak sampai saat ini, kurang lebih hanya 30 fasilitas laboratorium yang tersebar di beberapa provinsi yang memiliki SGTF. Kita sedang dalam proses penambahan,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers, Selasa (28/12).

Kendati demikian, Nadia mengingatkan publik bahwa pemeriksaan SGTF bukanlah sebuah bagian dari strategi diagnostik melainkan surveilans. Artinya, Kemenkes mempergunakan media pemeriksaan ini untuk kepentingan penelusuran kontak erat dan mendeteksi klaster yang ada.

Teknik pemeriksaan menggunakan metode SGTF, lanjut Nadia, sejauh ini hanya menentukan status probable dan belum terkonfirmasi positif, sehingga harus divalidasi kembali menggunakan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Namun demikian, setidaknya kasus probable Omicron tersebut telah dipantau dan dikarantina.

“Yang harus dilakukan rekomendasi WHO, dengan menambah kapasitas jumlah pemeriksaan WGS menjadi 150-200 sampel per hari yang didapatkan dari Puskesmas maupun Rumah Sakit,” kata dia.

Selain itu, Nadia mengingatkan kembali kepatuhan masyarakat dalam memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas (5M).

Nadia kemudian meminta agar warga Indonesia tidak bepergian sementara ini ke luar negeri. Ia menyebut sejumlah negara saat ini masuk dalam zona cukup bahaya, sehingga apabila WNI bepergian ke sana dan kembali ke Indonesia, dikhawatirkan akan menyebabkan kasus Covid-19 kembali mengalami peningkatan kasus yang tidak diinginkan.

Per 28 Desember, Kemenkes mencatat total terdapat 47 kasus varian Omicron yang terdeteksi di Indonesia saat ini dengan rincian 46 kasus transmisi dari pelaku perjalanan luar negeri atau imported case, dan satu kasus transmisi lokal.

(khr/DAL)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *