Kemenkes Respons Survei Ketahanan Covid RI Terendah di Dunia



Jakarta, Indonesia —

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengklaim Indonesia termasuk menjadi salah satu negara dengan risiko penularan virus corona (Covid-19) rendah yang kemudian dikategorikan masuk dalam risiko penularan Level 1.

Hal itu Nadia sampaikan merespons survei dari Bloomberg yang menyebutkan bahwa ketahanan Covid-19 Indonesia berada di peringkat kedua terendah dari 53 negara yang diteliti.

“Kalau melihat kondisi kita saat ini, seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan Uni Eropa malah memberikan kita kategori yang baik ya,” kata Nadia melalui pesan singkat kepada Indonesia.com, Kamis (9/12).

Nadia kemudian menjelaskan, CDC membagi lima level risiko pada penanganan Covid-19 suatu negara, yakni Level 1-4 hingga Level tidak diketahui.

Indonesia kemudian diketahui masuk level 1 berdasarkan rilis yang dikeluarkan CDC tentang rekomendasi perjalanan internasional pada situasi pandemi Covid-19.

Selain Indonesia, CDC juga mengkategorikan 42 negara lainnya yang masuk kategori Level 1. Nadia lantas menilai, rekomendasi CDC ini merupakan kabar baik lantaran menandakan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia telah memiliki strategi yang tepat.

“Rekomendasi CDC merupakan kabar baik bagi kita semua. Penanganan pandemi Covid-19 terus menunjukkan progres yang semakin membaik,” kata dia.

Survei dari Bloomberg sebelumnya menyebut ketahanan Covid-19 Indonesia berada di peringkat kedua terendah dari 53 negara yang diteliti. Peringkat terakhir ditempati Filipina, sementara Malaysia berada posisi ke-50, disusul Vietnam di peringkat 51.

Sementara itu, Singapura berada di peringkat 37, jauh lebih tinggi dari RI. Thailand juga termasuk dalam negara Asia Tenggara yang memiliki peringkat cukup baik, yakni di 47.

Data tersebut disusun menggunakan 12 indikator. Beberapa di antaranya yakni penahanan virus, kualitas perawatan kesehatan, cakupan vaksinasi, kematian secara keseluruhan, dan perkembangan untuk memulai kembali perjalanan.

Bloomberg melaporkan Indonesia dan Filipina masih mengalami kekurangan skor vaksinasi. Kedua negara ini hanya memberikan kurang dari 100 suntikan vaksin per 100 orang, yang kemudian menjadi penghalang utama skor mereka.

(khr/DAL)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *