Kemenkominfo Sebut Ancaman Hoaks Bayangi Anak-Anak di Indonesia



Jakarta, Indonesia —

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi mengatakan ancaman hoaks dan disinformasi masih membayangi anak-anak di Indonesia.

“Perlu perhatian dan kerja sama seluruh pihak agar anak-anak dapat berlaku cerdas menyikapi dan terbebas dari paparan hoaks,” ujarnya melalui keterangan resmi, Jumat (26/11).

Dia mengungkapkan data analisis UNICEF di tahun 2021 yang merujuk pada sebuah studi di Jerman pada tahun 2020, melaporkan bahwa 76 persen dari sekitar 2,000-an anak usia 14-24 tahun, terpapar misinformasi atau disinformasi sekali dalam seminggu.

Survei lain dari UNICEF di 10 negara pada tahun 2019 juga menemukan, bahwa 3⁄4 dari 14 ribu lebih responden kaum muda yang disurvei tidak dapat menentukan kebenaran dari informasi yang diterima.

Selain itu, di laporan yang sama, ditemukan bahwa penyebaran misinformasi/disinformasi oleh mahasiswa di Indonesia dilakukan dengan motivasi untuk menyenangkan diri sendiri atau tanpa alasan tertentu.

“Kondisi tersebut tentu harus menjadi perhatian bersama. Tentu kita tidak ingin generasi muda kita untuk terus diancam hoaks dan disinformasi, bahkan turut menyebarkan hoaks dan disinformasi,” ungkapnya.

Sampai saat ini, kata dia, persebaran hoaks masih mengkhawatirkan dan ditemukan di beragam media sosial.

Dia memaparkan Kementerian Kominfo sejak Januari 2020 hingga 25 November 2021 telah mengindentifikasi beragam hoaks dan disinformasi.

“Telah ditemukan sebanyak 1999 isu hoaks Covid-19 pada 5.162 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak pada platform Facebook sejumlah 4.463 unggahan,” katanya.

Dedy menambahkan, pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5.031 unggahan tersebut dan 131 unggahan lainnya sedang dalam proses tindak lanjut.

Khusus untuk hoaks vaksinasi, kata dia, telah ditemukan sebanyak 395 isu hoaks pada 2.449 unggahan media sosial. Misalnya, isu hoaks terkait vaksinasi terbanyak didapatkan pada platform Facebook yaitu 2.257 unggahan. Adapun, pemutusan akses telah dilakukan terhadap 2.449 unggahan hoaks vaksinasi Covid-19 ini.

Sedangkan untuk hoaks tentang PPKM, lanjutnya, ditemukan sebanyak 48 isu pada 1.194 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada platform Facebook sejumlah 1.176 unggahan.

“Pemutusan akses dilakukan terhadap 1.038 unggahan dan 156 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti,” tambah Dedy.

Menurutnya, pertambahan isu hoaks dan sebaran konten hoaks di sosial media minggu ini tidak melebihi angka di minggu yang lalu.

Dedy memaparkan, untuk isu hoaks Covid-19 di minggu ini terdapat penambahan sejumlah 8 isu dan 31 unggahan hoaks. Sedangkan pada minggu sebelumnya pertambahan isu hoaks Covid-19 sebanyak 8 isu dan 32 unggahan hoaks.

Kemudian isu hoaks tentang vaksinasi Covid-19, terdapat penambahan sejumlah 5 isu dan 24 unggahan hoaks pada minggu ini. Pada minggu sebelumnya, pertambahan isu hoaks vaksinasi Covid-19 adalah sebanyak 8 isu dan 27 unggahan hoaks.

Sementara untuk isu hoaks PPKM di minggu ini tidak terdapat pertambahan, namun terdapat pertambahan unggahan sebanyak 27 unggahan hoaks. Begitu pula pada minggu sebelumnya juga tidak ada pertambahan isu hoaks ppkm namun terdapat pertambahan konten sebanyak 27 unggahan hoaks.

“Secara keseluruhan, di minggu ini terdapat total 13 pertambahan isu di 82 unggahan hoaks Covid 19, vaksinasi Covid-19, serta PPKM. Dimana di minggu yang lalu terdapat total 16 pertambahan isu di 86 unggahan hoaks,” paparnya.

(osc)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *