Kemenparekraf Sebut Staycation Alternatif Liburan Aman Selama Nataru



Jakarta, Indonesia —

Pemerintah mengambil kebijakan pengetatan kegiatan masyarakat selama periode libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Hal ini ditempuh guna mencegah lonjakan kasus, karena pada tahun-tahun sebelumnya masyarakat memanfaatkan periode tersebut untuk rekreasi.

Seiring aturan pengetatan mobilitas, masyarakat bisa menjadikan staycation sebagai alternatif liburan yang relatif aman. Masyarakat dapat memilih hotel yang tidak jauh dari tempat tinggal yang sudah menerapkan protokol kesehatan ketat dan memiliki standar sertifikasi Cleanliness (Kebersihan, Health (Kesehatan), Safety (Keamanan, dan Environtment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau CHSE.

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya mengatakan, staycation menjadi alternatif berlibur yang aman karena dapat dilakukan dalam rombongan kecil dan terjaga serta tidak menggunakan transportasi umum yang besar. Namun, masyarakat tetap mendapatkan pengalaman berbeda yang menjadi esensi sebuah liburan.

“Apresiasi kepada hotel-hotel yang menghadirkan beragam kegiatan bagi pengunjung di dalam lingkungan hotel,” ujar Nia.

Hal itu dikatakan Nia dalam acara Dialog Produktif dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KCPEN, bertajuk Staycation, Liburan Aman Saat Pandemi.

Meski demikian, lanjut Nia, setidaknya terdapat ada beberapa hal yang harus diperhatikan masyarakat ketika berwisata, termasuk liburan dengan menginap di hotel atau staycation. Salah satunya tetap protokol kesehatan.

“Prokes adalah keharusan, sebagai cara kita hidup berdampingan dengan pandemi,” tegasnya.

Selain itu, ia juga mendorong masyarakat menjadi pejalan yang bertanggung jawab, dengan cara melakukan vaksinasi lengkap serta memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi.

“Ini memberikan bukti bahwa industri pariwisata dapat bangkit di kala pandemi, mendorong perekonomian, dan masyarakat dapat melihatnya sebagai opsi berwisata dari titik terdekat,” tandasnya.

Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap pilihan berkegiatan liburan yang aman juga tercermin pada cara konsumen memilih hotel. Nia menjelaskan, saat ini persentase terbesar pertimbangan masyarakat ketika hendak berlibur, yakni penerapan protokol kesehatan pada fasilitas tersebut, baru disusul dengan diskon, kebijakan refund, dan lain-lain.

(osc)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *