Kenapa Korut Murka hingga Bom Jalan Penghubung dengan Korsel?




Jakarta, Indonesia

Korea Utara mengebom jalan penghubung dengan Korea Selatan pada Selasa (15/10) pukul 12 siang waktu setempat. Kepala staf gabungan Korsel yang tidak disebutkan namanya juga telah mengonfirmasi kejadian tersebut.

“Korea Utara telah meledakkan bagian jalan Gyeongui dan Donghae di utara Garis Demarkasi Militer,” kata dia dilansir AFP.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi ledakan tersebut, militer Korsel melepaskan tembakan peringatan ke selatan garis demarkasi militer. Namun, tembakkan tersebut dilaporkan tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan.

“Tidak ada kerusakan pada militer kami dan pasukan kami juga telah melakukan tembakan balasan di daerah selatan MDL,” tambah kepala staf gabungan Korsel.

Alasan Korut bom jalan penghubung dengan Korsel

Dilansir , tindakan pengeboman jalan ini merupakan upaya Korut untuk memutus total hubungannya dengan Korsel.

Negeri yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu tidak mau mereka terus bersatu dengan Negeri Ginseng. Bahkan, pada Januari 2024 lalu, Presiden Kim juga telah membatalkan rencana reunifikasi Korut dengan Korsel.

Saat itu, ia menegaskan tidak akan mengupayakan rekonsiliasi dan reunifikasi dengan Korsel. Selain itu, ia juga menyebut hubungan Korut dengan Korsel saat ini bak hubungan kedua negara yang sedang berperang.

“Hubungan antara dua negara yang bermusuhan dan dua pihak yang berperang,” kata Kim kepada KCNA.

Tindakan pengeboman jalan oleh Korut ini menuai respons dari pengamat. Salah satunya dari seorang profesor Universitas Kyungnam, Lim Eul-chul. Ia menilai tindakan tersebut sebagai upaya Korut untuk lepas dari Korsel.

“Korea Utara hanya menindaklanjuti apa yang mereka katakan akan mereka lakukan. Hal ini tampaknya mencerminkan tekad Korea Utara untuk sepenuhnya menghilangkan premis ‘penyatuan melalui penyerapan’ ke Korea Selatan,” kata Eul-chul dilansir The Strait Times.

Senada dengan Eul-chul, pakar dari Universitas Studi Korea, Yang Moo Jin, juga menilai peledakan jalan Korut juga sebagai tanda Kim enggan berunding dengan Korsel.

“Ini adalah tindakan militer praktis yang terkait dengan sistem negara ganda yang bermusuhan yang sering disebutkan oleh Korut,” kata pakar di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, Yang Moo Jin.

Korut dan Korsel sudah berpisah sejak Perang Korea berakhir pada tahun 1953. Namun, kedua negara tersebut secara teknis masih bersitegang hingga saat ini.

(gas/dna)


[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *