Kesaksian Warga Gaza Dipaksa Jadi Tameng Hidup Israel via Kode Nyamuk
Jakarta, Indonesia —
Seorang warga Gaza menceritakan kisahnya dipaksa menjadi tameng hidup oleh tentara Israel, IDF . Praktik keji ini sudah berlangsung sejak Israel menggempur Gaza pada Oktober 2023.
Ayman Abu Hamadan menjadi perisai manusia militer Israel dengan dipaksa masuk ke dalam gedung atau terowongan untuk memeriksa keberadaan Hamas atau senjatanya militan.
Kepada Associated Press, ia bercerita selama menjadi tahahan, satu-satu momen ketika ia tidak diikat atau ditutup matanya adalah ketika tentara Zionis menggunakannya sebagai tameng manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia dipakaikan seragam IDF, dengan kamera terpasang di dahi. Ayman pun dipaksa masuk ke rumah-rumah di Jalur Gaza untuk memastikan para tentara Israel aman dari ancaman bom maupun kelompok perlawanan.
Begitu tugas ‘mengancam nyawa’ itu beres, Ayman akan diserahkan ke unit lain untuk melakukan tugas serupa.
“Mereka memukuli saya dan mengatakan, ‘kamu tidak punya pilihan lain, lakukan ini atau kami akan membunuhmu’,” kata pria berusia 36 tahun itu kepada Associated Press, Sabtu (24/5).
Kesaksian mantan tawanan Israel itu bukan bualan dan dibenarkan oleh para tentara IDF. Israel bahkan punya kode ketika memanggil warga Gaza yang akan dijadikan tameng hidup.
Kodenya adalah ‘bawa nyamuk itu kemari’ untuk perintah membawa perisai hidup dalam saluran radio. Sering pula ada kode ‘tangkap nyamuk’ atau ‘menangkap satu nyamuk di jalanan’.
Tentara bertindak atas perintah komandan. Setiap unit infanteri menggunakan warga Gaza untuk ‘membersihkan’ lokasi dari ancaman musuh sebelum mereka masuk.
Beberapa mantan tentara Israel mengaku praktik penggunaan warga Palestina sebagai perisai hidup mempercepat operasi, menghemat amunisi, serta menyelamatkan anjing tempur mereka dari risiko cedera atau kematian.
Mereka mengatakan penggunaan manusia sebagai perisai ini dilakukan tak lama setelah konflik dengan Hamas meletus.
“Begitu ide ini dicetuskan, ide itu langsung menyebar luas. Orang-orang melihat betapa efektif dan mudahnya hal itu,” ujar seorang mantan tentara IDF berusia 26 tahun.
Wilayah Gaza masih digempur habis-habisan oleh Israel. Negara Zionis itu bahkan memblokade bantuan kemanusiaan masuk Gaza hingga menyebabkan krisis kemanusiaan parah.
Serangan brutal yang dilancarkan sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina. Mayoritas korban adalah warga sipil wanita dan anak-anak.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong itu.
(pta)