Keterangan Saksi Kunci Perkuat Pembuktian di Sidang Hasto
Jakarta, Indonesia —
Mantan Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap mengatakan keterangan saksi kunci yang dihadirkan dalam sidang semakin memperkuat pembuktian dugaan suap dan perintangan penyidikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Yudi menilai saksi-saksi yang dipilih oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk dihadirkan dalam sidang sudah tepat. Menurutnya, keterangan saksi kunci itu juga akan semakin meyakinkan hakim atas dakwaan JPU terhadap Hasto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kesuksesan jaksa untuk menghadirkan saksi-saksi kunci dalam perkara Hasto ini bisa meyakinkan hakim dalam putusan nanti,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (26/5).
Yudi menyebut beberapa saksi kunci yang dinilai telah memberikan kesaksian kuat yakni penyidik KPK Wahyu Setiawan Rossa Purbo Bekti, eks anggota DPR Rizki Aprilia dan hingga eks Kader PDIP Saeful Bahri.
“Kesaksian mereka sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan bagaimana peristiwa perintangan Penyidikan dan penyuapan terjadi,” tuturnya.
Dalam sidang hari ini, Jaksa Penuntut Umum dari KPK menghadirkan dua orang ahli dalam sidang lanjutan kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan Hasto Kristiyanto.
Dua orang ahli yang dihadirkan Bob Hardian Syahbuddin (Ahli Sistem Teknologi dan Informasi dari Universitas Indonesia) dan Hafni Ferdian (Pemeriksa Forensik pada Direktorat Deteksi dan Analisis Korupsi KPK).
Dalam surat dakwaannya, jaksa KPK meyakini Hasto terlibat dalam kasus dugaan suap terhadap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan untuk kepentingan pergantian antarwaktu (PAW) Harun Masiku. Hasto diduga mengeluarkan sebagian uang suap sejumlah Rp400 juta.
Jaksa KPK juga meyakini Hasto telah merintangi penyidikan perkara Harun Masiku. Hasto disebut memerintahkan anak buahnya untuk menghilangkan barang bukti dan meminta Harun Masiku melarikan diri (hingga saat ini belum diketahui keberadaannya).
Sejumlah saksi sudah diperiksa dalam persidangan ini. Di antaranya Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti, Penyelidik KPK Arif Budi Raharjo, serta saksi dari internal PDIP dan KPU RI.
(fra/tfq/fra)
