Kim Jong-un Gelar Konser saat Krisis, Peringati 10 Tahun Wafat Ayah



Jakarta, Indonesia —

Di tengah krisis yang melanda Korea Utara, pemerintahan Kim Jong-un menggelar serangkaian acara seni, konser, hingga kelas khusus untuk mengenang 10 tahun wafat Kim Jong-il yang jatuh pada hari ini, Jumat (17/12).

Salah satu pejabat dari Kota Tanchon mengatakan, Provinsi Hamgyong Selatan merencanakan beberapa acara dalam rangka mengenang Kim Jong-il. Acara itu meliputi pameran seni dan fotografi, konser kenangan, pameran bunga Kimjongilia.

“Belum lama ini, seorang tentara perempuan memainkan akordeon bergabung dengan timnya. Dia menyanyikan lagu dan membaca puisi memuji Kim Jong-il,” ujar sumber tersebut.

Selain itu, pemerintah juga memanfaatkan veteran militer untuk memamerkan pencapaian dan kontribusi mendiang Kim Jong-il selama hidup.

“Tim propaganda dan ceramah veteran tentara ini terdiri dari perwira militer berusia 50-60 tahun. Mereka berkunjung ke setiap pabrik, perusahaan, dan unit pengawas lingkungan guna mendidik orang soal kerja keras dan dedikasi Kim Jong-il,” kata salah satu sumber kepada Radio Free Asia.

Meski peringatan kematian ayah Kim Jong-un baru berlangsung hari ini, seorang penduduk dari daerah Puryong mengatakan bahwa ceramah dan pertunjukan sudah lebih dulu dimulai di beberapa bagian provinsi.

Dari pantauan dia, orang-orang yang ditugaskan Kim Jong-un datang dan menyanyikan lagu-lagu pujian untuk sang ayah. Mereka juga menggelar ceramah singkat soal kehebatan dan prestasi Kim Jong-il.

Warga itu menilai perayaan tersebut tak perlu di tengah krisis pangan yang tengah menjerat Korut.

“Mungkin akan lebih baik memasok penduduk dengan batu bara atau kayu bakar selama musim dingin, daripada ceramah dan propaganda, yang sungguh mirip kicauan burung beo,” kata dia.

Dalam rangka memperingati satu dekade Kim Jong-il wafat , pemerintah juga melarang warga melakukan kegiatan yang merusak suasana duka, termasuk tertawa.

Salah satu warga di Kota Sinuiju mengatakan, selama masa berkabung warga tak boleh minum alkohol, tertawa, atau melakukan aktivitas bersenang-senang.

Pemerintah, katanya, juga melakukan pengawasan ketat selama masa berkabung.

“Di masa lalu, banyak orang tertangkap minum-minum atau mabuk di masa berkabung akhirnya ditangkap dan dianggap sebagai pelaku kejahatan ideologi. Mereka dibawa dan tak pernah terlihat lagi,” tutur warga itu.

Ia juga bercerita, “Bahkan jika anggota keluarga kalian meninggal di masa berkabung, kalian tidak boleh menangis terlalu keras dan jasadnya hanya bisa dibawa setelah masa berkabung berakhir. Warga tidak bisa merayakan ulang tahun jika jatuh di masa berkabung.”

(isa/has)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *