Kini Kami Incar Otak Terorisme
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah menyasar pada sejumlah otak atau pihak yang berada di belakang untuk menggerakkan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Penangkapan itu, diklaim Densus, tak lagi banyak dilakukan terhadap para kombatan jaringan yang melakukan aksi teror seperti pengeboman.
“Kami makin naik ke atas, kami sudah jauh dari tangan yang dulunya berlumuran lumpur dengan darah. Yang bagian meledak-meledak, yang bagian menyerang-menyerang. Sekarang kami naik ke atas ke bagian otak, strategi seperti pendanaan dan lainnya,” kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/11).
Ia menyebutkan bahwa Detasemen berlambangkan burung hantu itu kini melakukan upaya penegakan hukum dengan tujuan untuk mengikis dan melemahkan pergerakan jaringan itu.
Menurutnya, upaya yang dilakukan tersebut merupakan hal yang jangka panjang dan tidak memakan waktu dalam satu atau dua tahun terakhir. Hal tersebut, menurut Aswin, lantaran jaringan JI terus mengembangkan organisasinya.
Misalnya, melakukan pendanaan melalui kegiatan-kegiatan resmi yang menarik simpati publik seperti pada sektor pendidikan, hingga pengiriman bantuan ke negara-negara Syam seperti Surah.
“Sehingga memang tidak kelihatan seperti itu. Padahal itu adalah bagian dari program atau strategi untuk meraih simpati masyarakat,” jelasnya.
“Publik bereaksi seolah-olah kami menzalimi, kriminalisasi.Tidak ada tindakan kami yang tidak berdasarkan bukti yang cukup,” tambah dia lagi.
Aswin mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pendalaman dan monitoring terhadap terduga teroris sebelum akhirnya melakukan penangkapan.
Menurutnya, Densus telah berhasil menangkap sejumlah petinggi dari jaringan tersebut. Mulai dari Amir atau pimpinan tertinggi di JI, kemudian Bendahara Pusat JI berinisial SJ. Hingga sejumlah petinggi di bidang Tajhiz dan Dakwah.
“Rapi sekali, di sinilah kami mencoba untuk ungkapkan,” jelasnya.
Sebagai informasi, Densus menangkap sejumlah penceramah kenamaan di Bekasi, Jawa Barat pada 16 November 2021 lalu. Mereka diduga terafiliasi dengan jaringan teroris Jamaah Islamiyah.
Adapun para tersangka yang ditangkap ialah Farid Ahmad Okbah merupakan Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI). Sementara, Ahmad Zain An-Najah merupakan anggota kini dinonaktifkan– Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Anung Al-Hamat.
Farid diduga sebagai anggota dewan syariah Lembaga Amil Zakat Badan Mal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA) atau Yayasan amal yang didirikan untuk pendanaan JI.
Sementara, Ahmad Zain merupakan anggota dari Dewan Syuro JI atau pihak-pihak yang dituakan di organisasi. Kemudian, ia juga merupakan Ketua Dewan Syariah LAZ BM ABA. Anung, merupakan pendiri dari lembaga pemberi bantuan hukum bagi anggota JI yang ditangkap Densus bernama Perisai Nusantara Esa.
(mjo/DAL)