Kirim Surat ke Dudung, Hillary Batalkan Permintaan Ajudan TNI



Jakarta, Indonesia —

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi NasDem Hillary Brigitta Lasut membatalkan pengajuan permohonan untuk mendapatkan ajudan pribadi dan pengamanan dari TNI AD.

Hillary mengirim surat kembali ke Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman bernomor 125/S.E/DPR-RO/HBL/XII-2021 tertanggal 3 Desember 2021.

Berkaitan dengan Surat Permohonan Kami sebelumnya dengan Nomor Surat 121/S.E/DPR-RI/HBL/XI-2021 Perihal Permohonan Penugasan Anggota TNI AD sebagai Ajudan Pribadi. Bersama dengan surat ini kami menarik kembali surat permohonan tersebut dan sekaligus menyatakan pembatalan atas permohonan anggota TNI AD sebagai ajudan pribadi,” kata Hillary dalam surat yang diunggah di situs tniad.mil.id tersebut, Senin (6/12).

Hillary juga meminta maaf atas pemberitaan yang ramai di media massa dan media sosial. Ia berharap situasi yang terjadi tidak mengganggu kerja sama antara TNI AD dam Komisi I DPR, khususnya Fraksi NasDem.

Indonesia.com telah menghubungi Hillary untuk meminta penjelasan lebih lanjut terkait surat pembatalan permohonan untuk mendapatkan ajudan dari TNI AD. Namun, Hillary belum merespons pesan singkat yang dikirimkan hingga berita ini ditulis.

Sementara itu, Ketua Fraksi NasDem DPR Ahmad Ali mengaku belum mengetahui Hillary mengirimkan surat pembatalan ke Dudung. Namun, menurutnya, sudah seharusnya Hillary mencabut surat permohonan yang telah diajukan tersebut.

“Saya enggak tahu karena masih di daerah. Tapi semestinya dia harus mencabut surat tersebut karena tidak patut,” tutur Ali kepada Indonesia.com, Senin (6/12).

Sebelumnya, Hillary meminta maaf bila niatnya meminta ajudan dan bantuan pengamanan dengan bersurat ke Dudung dianggap tidak etis. Namun, Hillary mengaku meminta bantuan pengamanan TNI AD karena berencana mengadvokasi sebuah kasus di Sulawesi Utara (Sulut).

Menurutnya, kasus tersebut sudah lama dilaporkan namun belum juga selesai. Anggota DPR termuda itu mengaku tak mendapat izin dari sang ayah untuk mengadvokasi kasus tersebut.

Ia menyebut kerabat dekat, seorang pejabat yang ikut mengadvokasi kasus tersebut meninggal dunia secara misterius di pesawat. Namun, Hillary tidak mau menyebutkan kasus tersebut secara rinci.

“Entah ada kaitannya atau tidak, saya tidak dapat restu keluarga. Karena masyarakat terus berdatangan, meminta tolong, saya berjanji pada ayah saya mau minta satu orang untuk pengamanan saya, agar ayah saya lebih tenang,” ujarnya.

Dilansir dari detikcom, Dudung ditengarai telah memenuhi permintaan Hillary agar mendapat pengamanan TNI. Permintaan Hillary dipenuhi dengan terbitnya Surat Telegram berklasifikasi biasa (bukan rahasia), yang ditujukan kepada Pangkostrad dan Danjen Kopassus.

Surat Telegram itu bernomor ST/3274/2021 tertanggal 25 November 2021. Ketua Fraksi NasDem Ahmad Ali mengonfirmasi surat telegram tersebut.

Surat itu ditandatangani Asisten Personel KSAD Mayor Jenderal Wawan, dan ditembuskan kepada KSAD, Wakil KSAD, Irjen AD, Aspers Panglima TNI, Asintel dan KSAD.

Dalam Surat Telegram itu disebutkan Hillary mengirimkan surat pada 3 November 2021 tentang permohonan penugasan anggota TNI menjadi ajudan pribadi. Ia meminta satu personel bintara untuk diseleksi sebagai ajudan pribadi Hillary.

Tertulis 7 syarat calon ajudan pribadi Hillary, salah satunya berpangkat sertu dengan usia 24-27 tahun. Syarat lain yakni belum pernah menikah, memiliki motivasi dan inisiatif tinggi, tanggap dan cekatan, sehat jasmani rohani, dan tidak sedang menjalani proses hukum.

(mts/fra)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *