Kisah Pilu Anak-anak Afghanistan Kelaparan di Era Taliban



Jakarta, Indonesia —

Krisis pangan di Afghanistan membuat warga negara itu harus berkutat dengan ancaman kelaparan dan malnutrisi. Anak-anak menjadi salah satu kelompok rentan akibat masalah ini.

Di Afghanistan, Kamila, yang berusia 3 tahun, harus mengalami malnutrisi. Ia hanya memiliki berat 5 kilogram dengan kulit yang keriput dan perut membuncit. Sudah delapan bulan Kamila mengalami malnutrisi, kata neneknya, Bilqis, dikutip dari .

Terlalu lemah untuk menangis, gadis kecil itu menggosok telinganya ketika kesakitan.

“Ibunya sakit dan kami orang miskin. Dia (ibu Kamila) berusaha menyusui Kamila tetapi tak memiliki susu untuk diberi,” cerita Bilqis.

Keluarga Kamila menjadi satu dari jutaan masyarakat Afghanistan yang berusaha menyelamatkan diri dari krisis pangan. Krisis ini terjadi akibat musim dingin dan kejatuhan ekonomi yang menimpa negara itu.

Cerita lain datang dari keluarga Musafer, yang mana adalah seorang buruh dan penjaga toko.

“Kami hanya memiliki air dan roti, kadang kami memilikinya, kadang tidak ada makanan yang bisa dikonsumsi,” kata Musafer.

Pada awal bulan ini, Musafer membawa anak perempuannya, Razia, ke Rumah Sakit Provinsi Ghor di Chagcharan.

Mirip seperti Kamila, Razia bertubuh keriput dengan perut yang membuncit, sementara tulang rusuk dan tulang belakangnya semakin menonjol. Razia hampir berumur 3 tiga tahun.

“Tidak ada pekerjaan, tidak ada pemasukan, tidak akan makanan untuk diberikan kepadanya (Razia),” tutur Musafer.

“Setiap saya melihatnya, saya marah,” tambahnya.

Di Rumah Sakit Provinsi Ghor, hampir 100 ibu dan anak datang tiap harinya untuk melakukan pengobatan malnutrisi. Mereka juga mencari pengobatan terhadap penyakit seperti campak, diare, batuk, dan pilek, kata kepala bangsal malnutrisi di rumah sakit itu, Faziluhaq Farjad.

Farjad mengatakan bahwa malnutrisi dan beberapa penyakit tadi masih saling terkait, mengingat ibu dan anak yang kekurangan gizi menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.

Seringkali mereka harus melakukan perjalanan jauh untuk sampai ke rumah sakit. Bahkan ketika sampai, kondisi mereka bisa lebih lemah, jelasnya.

“Hampir 70 persen kasus (malnutrisi) adalah parah dan ini terjadi di kota, bayangkan bagaimana parahnya kondisi di distrik,” tutur Farjad.

“Jika tidak ada orang yang memerhatikan (masalah ini), ini bakal menjadi lebih buruk.”

Setidaknya 23 juta warga di Afghanistan mengalami kelaparan ekstrem, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Setidaknya satu juta anak di bawah 5 tahun terancam meninggal dunia karena kelaparan.

Kondisi yang sangat parah itu membuat beberapa rumah sakit, yang tak memiliki dana untuk membeli bahan bakar, terpaksa menebang pohon demi menghangatkan kamar pasien. Beberapa kelompok bantuan juga memperingatkan situasi ini akan semakin parah jika komunitas internasional tak bertindak.

(pwn/bac)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *