Kisah Tragis Warga Malaysia Gagal Tolong Keluarga Saat Banjir



Jakarta, Indonesia —

Salah satu warga Malaysia, Nancy Tan Poh Har, mengungkapkan upaya penyelamatan dan duka cita usai kehilangan dua anggota keluarganya imbas banjir bandang di Negeri Jiran.

Dia mencoba menyelamatkan kakaknya, Tan Hong Yiap (76) saat banjir naik di Taman Sri, Shah Alam, negara bagian Selangor sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Tan memiliki penyakit jantung dan diabetes.

“Saya berenang ke arah saudara saya, tapi sayang saya hampir tenggelam dan tidak bisa menyelamatkan dia,” tutur Nancy seperti dikutip The Star, Rabu (22/12).

Banjir itu terus menerjang Taman Sri, keponakan dia, Karen, berteriak saat melihat tubuh sang ayah terseret arus.

“Saya langsung menghampiri Karen, yang mengidap skizofrenia, dan memeganginya tapi dia kembali melompat ke air,” lanjut Nancy.

Ia berusaha menggapai sang keponakan kembali, namun Nancy tiba-tiba pingsan.

Setelah itu, Nancy mengaku tak ingat banyak peristiwa yang dihadapi. Dia baru sadar keesokan harinya, dan mendapati diri di kabin dapur.

Dia lalu keluar rumah dan melihat pemandangan yang mengerikan: jenazah saudara dan keponakannya terapung di antara banjir itu.

“Saya kira, saya berhasil menyelamatkan keponakan saya. Ternyata, tidak,” kata Nancy sembari menahan air mata.

Nancy menunggu tim penyelamat datang dari pukul 08.00 pagi hingga 18.00 waktu setempat. Kemudian sebuah sampan muncul dan membawa perempuan itu ke tempat yang lebih aman. Ia baru bisa mencapai pusat bantuan sekitar jam 22.00 malam.

“Saya berencana kembali ke keluarga saya di Kuala Lumpur setelah membersihkan rumah dan mengubur anggota keluarga saya,” tutur dia.

Meskipun banjir bukanlah hal baru di daerah tempat tinggal Nancy, namun banjir kali ini merupakan hal terdahsyat yang pernah dialami.

“Pertama kalinya saya mengalami banjir yang begitu dahsyat,” kata Nancy.

Nancy juga menghimbau masyarakat untuk tetap menggunakan jaket safety di rumah.

Banjir melanda Malaysia sejak pekan lalu usai diguyur hujan dengan curah tinggi. Hingga kini masih ada sejumlah titik yang masih terendam air.

Menurut laporan, bencana itu juga menewaskan 27 orang dan 70 ribu warga dievakuasi.

Sejumlah pengamat mengatakan banjir itu disebabkan perubahan iklim yang ekstrem. Mereka juga melayangkan kritik atas mitigasi dan penanganan pemerintah yang kacau.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob pun tak menampik tudingan itu. Ia mengaku jajaran pejabatnya memiliki kelemahan dan tak berkoordinasi secara maksimal.

“Saya tak menampik (kelemahan) dan akan berusaha lebih baik di masa mendatang. Tanggung jawab bukan hanya di pemerintah pusat, tapi juga pemerintah negara bagian dan distrik sebagai garis depan,” ucap Ismail Sabri, seperti dikutip Channel News Asia.

(isa/bac)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *