Koalisi Ojol Nasional Tak Ikut Demo Besar 20 Mei Besok
Jakarta, Indonesia —
Koalisi Ojol Nasional (KON) menyatakan tidak akan mengikuti demonstrasi besar yang digelar Selasa (20/5) esok.
KON beralasan aksi tersebut diduga menjadi alat politisasi kepentingan pihak-pihak tertentu.
“Semakin banyak pihak-pihak luar yang mencoba mendompleng isu-isu driver ojek online (ojol) untuk kepentingan politik dan bisnis terselubung, tanpa memahami kondisi nyata ojol di lapangan,” kata Ketua Presidium KON, Andi Kristianto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (19/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi menyebutkan komunitasnya yang berjumlah ratusan tersebut tidak ingin suara para pengemudi ojol disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mau menyelundupkan agenda di luar kepentingan ojol.
“Perjuangan kami murni untuk kesejahteraan ojol dan harus tetap fokus pada solusi konkret, bukan panggung politik,” katanya.
Dia juga mengaku tidak percaya ada ratusan ribu ojol yang akan unjuk rasa pada Selasa (20/5). Menurutnya, para pengemudi ojol lebih memilih kasih makan anak istrinya dari pada ikut demo.
“Kalau mau bahas nasib driver, bicara langsung dengan kami. Jangan membuat keputusan tanpa suara dari kami. Kelompok yang bukan dari komunitas ojol tidak mewakili kami,” kata Andi.
Andi juga menegaskan bahwa para pengemudi sepenuhnya sadar hubungan kerja mereka dengan aplikator bersifat kemitraan, bukan hubungan kerja sebagai buruh.
Namun, ia juga menekankan pentingnya kehadiran regulasi yang memperkuat posisi pengemudi agar tidak terus menerus berada dalam ketidakpastian.
“Kami tidak menuntut status jadi buruh atau karyawan, tapi kami butuh aturan yang memastikan kemitraan ini adil dan menguntungkan untuk semua pihak dan melindungi kami. Yang kami lawan adalah ketimpangan, bukan status kemitraan itu sendiri,” jelas Andi.
KON juga menilai bahwa jalan terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan pengemudi adalah melalui dialog terbuka dan penyusunan regulasi yang jelas, bukan melalui cara-cara politik yang berisiko dimanfaatkan oleh segelintir elite politik saja, padahal tidak mewakili realitas driver di lapangan.
“Kami lebih memilih jalur dialog dan advokasi kebijakan. Itu sikap kami. Aksi yang tidak jelas arah dan tujuannya justru salah-salah bisa merugikan nasib driver sendiri,” katanya.
Sekitar 500 ribu pengemudi ojol disebut akan mematikan aplikasi dan menggelar unjuk rasa besar-besaran secara serentak esok hari.
Aksi dilakukan sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang mereka tuduh telah melanggar regulasi.
“Garda Indonesia sebagai asosiasi pengemudi ojol menyatakan meminta maaf kepada warga masyarakat Jakarta dan aglomerasi Jabodetabek karena pada hari Selasa 20 Mei 2025, Kota Jakarta akan diserbu pengemudi ojek online gabungan roda 2 dan roda 4 dalam rangka aksi unjuk rasa akbar dan reuni aspirasi aksi akbar 205,” kata Ketua Umum Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono dalam Kamis (15/5) seperti dikutip dari Antara.
(antara/wis)