Low MPV, SUV dan LCGC Potensi Dapat PPnBM 100 Persen Permanen



Jakarta, Indonesia —

Sebanyak 11 model mobil sesuai dengan syarat mendapat relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 100 persen permanen. Mobil-mobil yang berpotensi dihitung dengan pajak baru harus diproduksi di Indonesia dengan kandungan lokal minimal 80 persen.

Relaksasi PPnBM 100 persen sebelumnya disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang guna menggairahkan industri otomotif lokal.

Mobil dengan kandungan lokal sebesar 80 persen di Indonesia tidak cukup banyak menurut data pada lampiran Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 1731 Tahun 2021 Tentang Kendaraan Bermotor dengan PPnBM atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah ditanggung oleh Pemerintah Tahun Anggaran 2021.

Dalam data itu tertera mobil yang masuk kriteria adalah Mitsubishi Xpander, Mitsubishi Xpander Cross, dan Nissan Livina. Ketiga model ini masuk ke dalam syarat lantaran punya kandungan lokal masing-masing 80 persen. Sementara Honda HRV 1.8L 84 persen.

Kemudian Toyota Veloz dengan kandungan lokal 83 persen dan Toyota Kijang Innova 2.0 sebesar 83 persen.

Mmobil “sejuta umat” yaitu Toyota Avanza dan kembarannya, Daihatsu Xenia tidak masuk dalam daftar. Kandungan lokal si kembar masing-masing yakni 78,9 persen dan 79,2 persen.

Kemudian Toyota Agya, Toyota Calya, Daihatsu Sigra, dan Daihatsu Ayla, masing-masing kandungan lokalnya mencapai 85 persen.

Dari lampiran itu juga diketahui bila produk yang memiliki kandungan lokal paling tinggi adalah Honda Brio Satya dengan 91 persen.

Agus bilang pembebasan PPnBM bagi industri otomotif memang perlu diperjuangkan dan perlu mendapatkan perhatian khusus.

Sebab, saat ini ada 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat dan lebih dengan kapasitas produksi 3,5 juta unit per tahun.

Di sisi lain, perusahaan komponen kendaraan yang jumlahnya 319 ribu juga sebagian besar merupakan skala UMKM. Industri menyerap 1,5 juta pekerja secara langsung dan puluhan juta pekerja tak langsung.

“Sektor otomotif juga menjadi salah satu sektor paling terpukul di awal pandemi, meski sekarang mengalami pertumbuhan sampai 64 persen,” ujar Agus.

Dijelaskan Agus, wacana ini terus dimatangkan untuk segera diterapkan.

(ryh/mik)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *