Melihat Sunyi di Gate 13 Stadion Kanjuruhan



Malang, Indonesia

Arema FC kembali ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Kamis (8/5). Stadion ini tampak sibuk, petugas dan aparat keamanan berlalu lalang melakukan persiapan, namun pemandangan berbeda terlihat di Gate 13.

Pantauan Indonesia.com di lokasi, akses menuju Gate 13 masih belum dibuka untuk umum. Terpasang barrier besi pembatas dilarang melintas.

Gate 13 kini jadi museum dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan dalam waktu-waktu tertentu berdoa di tempat itu.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gate 13, tempat banyak korban tragedi Kanjuruhan berguguran, dibiarkan utuh tanpa perubahan. Pintu biru besi dan lubang angin-angin yang jebol masih sama bentuknya seperti 1 Oktober 2022.

Sedangkan di Gate-gate lain, pintu biru besi itu sudah berganti dengan gerbang berukuran besar berwarna abu-abu.

Hanya saja di sekeliling Gate 13 kini dibangun ruangan berdinding kaca. Di pilar-pilarnya, tertulis nama-nama korban yang sengaja diabadikan.

Kemudian, di pintu biru Gate 13 terlihat masih tertempel sisa-sisa poster dan stiker bernada protes. ‘Yang ada hanyalah kematian’, ‘usut tuntas’, dan sejumlah poster lainnya yang tak terbaca jelas karena terkelupas.

Sementara halaman di sisi depan Gate 13, terlihat kotor. Daun-daun jatuh dan berserakan tak disapu. Sesekali angin bertiup dan sunyi diam-diam menyergap.

Gate 13 Stadion Kanjuruhan.Gate 13 Stadion Kanjuruhan. ( Indonesia/Farid Rahman)

Di salah satu sudut pagar seberang Gate 13 tertempel spanduk yang dipasang keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang keberatan Arema FC kembali menggunakan Kanjuruhan sebagai stadion kandang.

“Keluarga korban tragedi Kanjuruhan menolak Arema FC main di lokasi pembunuhan (Stadion Kanjuruhan),” salah satu tulisan pada spanduk.

Poster penolakan pertandingan di Stadion Kanjuruhan terpasang di salah satu pagar loka tanding di Malang tersebut.Poster penolakan pertandingan di Stadion Kanjuruhan terpasang di salah satu pagar loka tanding di Malang tersebut. (Indonesia.com/Farid Rahman)

Pada spanduk lainnya, foto-foto para korban jelas terpampang. Mereka juga menuliskan tuntutan agar Tragedi Kanjuruhan diusut tuntas.

“Main di sini = tak punya nurani,” tulis mereka.

Sementara di dalam stadion, pintu menuju tribune 13 juga terkunci rapat. Tak seperti pintu-pintu di tribune lainnya. Seorang steward yang berjega mengaku tak tahu apa alasannya.

[Gambas:Video ]

(frd/nva)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *