Menanti Teleskop James Webb Ungkap Kehidupan di Luar Bumi



Jakarta, Indonesia —

NASA disebut sedang melakukan pemeriksaan fisik terakhir pada Teleskop Luar Angkasa James Webb yang telah lama ditunggu-tunggu.

Teleskop Luar Angkasa James Webb merupakan penerus Teleskop Luar Angkasa Hubble. Observatorium ini dinamai James E. Webb, seseorang yang telah memimpin NASA dari 1961 hingga 1968.

Badan Antariksa Amerika itu disebut akan meluncurkan teleskop itu menggunakan roket Ariane 5 Eropa dari Guyana Prancis untuk mengirimkannya ke luar angkasa dalam misi bersejarah menyelidiki jangkauan alam semesta yang saat ini tidak dapat diamati.

NASA mengembangkan teleskop James Webb usai bermitra dengan Badan Antariksa Eropa dan Badan Antariksa Kanada.

Teleskop James Webb awalnya dijadwalkan meluncur pada 18 Desember, tapi NASA disebut mengalami insiden selama masa persiapannya sehingga ditunda dan tidak lebih awal dari 22 Desember untuk memberi para insinyur waktu guna memastikan kesiapan penerbangan berjarak satu juta mil dari Bumi.

Di antara banyak tujuan misinya, Teleskop Luar Angkasa James Webb juga akan mengeksplorasi bagaimana galaksi awal terbentuk dan berevolusi.

Selain itu teleskop ini juga akan menyelidiki atmosfer planet ekstrasurya yang jauh untuk mencari tanda kimia kehidupan, mengamati kelahiran bintang baru, dan menatap kegelapan galaksi seperti lubang hitam supermasif.

Mencari kehidupan di luar Bumi

Teleskop Luar Angkasa Hubble telah beroperasi selama lebih dari tiga dekade. Mengorbit sekitar 300 mil dari permukaan bumi dan menetapkan standar tinggi untuk penemuan luar angkasa pada masa depan.

Teleskop tersebut melakukan ribuan pengamatan dengan teleskop 2,4 meternya, memberikan informasi mengejutkan tentang ukuran, usia, ekspansi, dan evolusi alam semesta.

Misalnya kelahiran dan kematian bintang, pembentukan planet, dan banyak keajaiban tersembunyi yang tersebar di tata surya kita sendiri.

Wajar mengatakan tidak ada observatorium lain, di darat ataupun luar angkasa, yang mengungkap lebih banyak tentang kosmos selain Hubble.

Bahkan teleskop ruang angkasa andalan NASA yang baru akan menindaklanjuti penemuan baru planet ekstrasurya dengan mengukur atmosfernya, mencari tanda-tanda air dan petunjuk kimia tentang kemungkinan kehidupan di luar bumi.

Teleskop James Webb berbeda dari Hubble

Sementara Hubble fokus pada cahaya yang dipancarkan bintang, nebula, galaksi dan banyak lagi, teleskop James Webb khusus dalam astronomi inframerah untuk mengumpulkan dan menganalisis radiasi elektromagnetik energi yang lebih rendah.

Hal itu disebut tidak hanya akan memungkinkan studi objek dan material yang lebih dingin, seperti atmosfer planet yang jauh dan awan gas dan debu yang melahirkan sistem bintang baru, tetapi juga akan membuka jendela di alam semesta inframerah.

Pengamatan dari permukaan bumi tidak dapat diakses karena atmosfer menghalangi sebagian besar panjang gelombang cahaya inframerah.

Webb tidak akan mengorbit Bumi seperti dilakukan Hubble. Sebaliknya, ia akan mengelilingi matahari di titik Lagrangian “L2” Bumi, di mana tarikan gravitasi Bumi dan matahari membatalkan satu sama lain, lalu membentuk kantong ruang yang stabil di mana pesawat ruang angkasa dapat berkeliaran tanpa batas.

Lokasi ini menawarkan keuntungan ganda, menjaga observatorium dalam jangkauan komunikasi yang mudah sekaligus menjauhkannya dari interferensi elektromagnetik intens Bumi.

Para insinyur merancang cermin utama Webb, yang besarnya hampir tiga kali diameter Hubble, agar pas dengan roket peluncurannya. Alat pengumpul cahaya teleskop terdiri dari 18 cermin heksagonal individu yang akan dibuka setelah diluncurkan selama perjalanan berbulan-bulan ke tujuannya.

Operator mengharapkan observatorium akan siap melakukan pengamatan ilmiah sekitar enam bulan setelah peluncuran.


Potensi Penemuan oleh Teleskop James Webb


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *