Mengenal Injeksi PrEP, Obat Pencegah HIV Baru yang Disetujui AS



Jakarta, Indonesia —

Food and Drug Administarion (FDA) Amerika Serikat baru saja menyetujui obat injeksi pre-exposure prophylaxis (PrEP) atau profilaksis pra-pajanan untuk mencegah penularanĀ HIV melalui seks. Ini merupakan obat pencegah HIV pertama yang berbentuk injeksi PrEP yang disetujui AS.

Sebelumnya, obat PrEP hanya tersedia dalam bentuk pil Truvada dan Descovy. Pil ini harus dikonsumsi setiap hari.

Dengan injeksi atau melalui suntikan, PrEP terbaru ini dapat diberikan setiap dua bulan sekali. Obat dengan nama Apretude ini disetujui untuk orang dewasa dan remaja yang berisiko terinfeksi HIV melalui hubungan seks. Orang yang menggunakan obat ini harus memiliki berat badan minimal 35 kg.

“Persetujuan ini menambahkan metode penting dalam upaya untuk mengakhiri epidemi HIV dengan memberikan pilihan untuk mencegah HIV yang tidak melibatkan minum pil setiap hari,” kata direktur Divisi Antivirus FDA, Debra Birnkrant, dikutip dari .

Hasil uji klinis antara Apretude dan Truvada menunjukkan risiko HIV secara signifikan lebih rendah pada orang yang mendapatkan suntikan. Pada percobaan pertama, risiko HIV lebih rendah 69 persen pada pria cisgender HIV-negatif dan wanita transgender yang berhubungan seks denganĀ pria. Pada percobaan kedua penurunan risiko meningkat menjadi 90 persen lebih rendah.

Apretude memiliki sejumlah efek samping seperti reaksi di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, sakit punggung, mialgia, dan ruam. Label obat juga mencantumkan peringatan reaksi hipersensitivitas, kerusakan hati, dan gangguan depresi.

Karena risiko varian HIV yang resistan terhadap obat, Apretude hanya untuk orang yang dites HIV negatif segera sebelum memulai obat dan sebelum setiap suntikan. Label tersebut juga mencantumkan peringatan tentang reaksi hipersensitivitas, kerusakan hati, dan gangguan depresi.

Menurut Birnkant, injeksi ini dapat menjadi solusi pencegahan HIV. Pasalnya, tingkat kepatuhan konsumsi obat setiap hari terbilang rendah dan masih menjadi tantangan di AS dan juga dunia.

“Ini membantu individu berisiko tinggi dan kelompok tertentu di mana kepatuhan terhadap pengobatan sehari-hari telah menjadi tantangan besar atau bukan pilihan yang realistis,” kata Birnkrant.

(ptj)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *