Mengenal Ryan Adriandhy, Sutradara Jumbo dan Pemenang Piala Citra

Jakarta, Indonesia —
Ryan Adriandhy ramai menjadi sorotan setelah merilis film animasi terbaru berjudul Jumbo. Film bergenre drama petualangan itu menjadi melesat di bioskop hingga mencatat 7,49 juta penonton per Senin (28/4).
Jumbo menjadi debut film panjang Ryan sebagai sutradara. Namun, sebelum itu, ia sudah lama berkiprah di industri hiburan, baik sebagai komika, aktor, dan animator.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut profil Ryan Adriandhy.
Nama Ryan Adriandhy pertama kali dikenal saat jadi salah satu peserta kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) musim pertama pada 2011. Ia menjadi kontestan termuda dan sukses menjadi juara usai unggul dari Akbar Kobar.
Ryan kemudian mulai merintis karier sebagai komika sejak menjadi juara SUCI. Selain itu, ia juga direkrut Raditya Dika untuk menjadi salah satu pemeran web series Malam Minggu Miko yang tayang di YouTube pada 2012.
Ia memerankan karakter bernama Rianto Martino, sahabat Miko (Raditya Dika). Rianto selalu siap membantu Miko dalam urusan percintaan, meski kisah cintanya juga jauh dari kata mulus.
Ryan Adriandhy muncul di Malam Minggu Miko selama musim pertama, hingga membintangi Malam Minggu Miko Movie (2014) dan satu film Raditya Dika lainnya berjudul Cinta dalam Kardus (2013).
Namun, ia tidak terlibat dalam musim kedua Malam Minggu Miko yang tayang di layar kaca. Ia menepi dari dunia hiburan karena bertolak ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi magister.
Ryan mengenyam studi di Rochester Institute of Technology (RIT). Studi magister itu berujung tugas akhir produksi film pendek animasi berjudul Prognosis (2020).
Tugas akhir yang membantu Ryan lulus dari RIT itu juga menjadi ajang sang animator ‘kembali’ ke Indonesia. Ia mengirim film itu ke Festival Film Indonesia 2020, hingga berhasil menang Piala Citra untuk kategori Film Animasi Pendek Terbaik.
Capaian itu beriringan dengan perjalanan Ryan Adriandhy di industri animasi lokal. Pada 2019, Ryan direkrut Angga Dwimas Sasongko masuk Visinema Studios, bergabung sebagai Head of Animation Development di Visinema Animation.
Di bawah naungan Visinema Animation, Ryan mulai mengembangkan idenya menggarap film animasi panjang. Ide itu tertuang melalui cerita berjudul Jumbo.
Proyek Jumbo ditulis Ryan Adriandhy bersama Widya Arifianti. Anggia Kharisma terlibat sebagai produser bersama Novia Puspa Sari, sementara Herry Salim menjabat produser eksekutif.
Produksi Jumbo dimulai sejak 2020. Namun, di samping itu, Ryan juga sempat terlibat dalam produksi film Nussa (2021) sebagai salah satu animator.
Ryan kemudian semakin fokus menggarap Jumbo setelah Nussa rilis. Produksi film animasi itu memakan waktu hingga lima tahun, dikerjakan sekitar 400 animator dan kreator Indonesia.
Jumbo akhirnya rilis di bioskop pada 31 Maret 2025, tepat pada Hari Idulfitri 1446 Hijriah. Sejak tayang di layar lebar, film itu meraih berbagai rekor karena mencetak jutaan penonton.
Mulai dari film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa, film animasi Asia Tenggara terlaris, film Indonesia terlaris pada 2025, hingga film Indonesia terlaris ketiga sepanjang masa per Senin (28/4).
(frl/chri)