Mengenang Kembali Ghostbusters I dan II dari Dekade ’80-an


Jakarta, Indonesia —

Ghostbusters: Afterlife telah resmi tayang di bioskop Indonesia sejak 1 Desember 2021. Film ini merupakan saga ketiga dan sekuel dari dua film asli Ghostbusters pada 1984 dan 1989.

Ghostbusters: Afterlife mengisahkan petualangan kakak-adik, Trevor (Finn Wolfhard) dan Phoebe (Mckenna Grace), usai menemukan peninggalan kakek mereka, Egon Spengler.

Mereka pindah ke rumah milik kakek di tengah kota Summerville yang antah-berantah di Oklahoma. Egon meninggal sepekan sebelumnya dan memberikan warisan berupa rumah itu kepada ibu mereka, Callie (Carrie Coon).

Di rumah tersebut, mereka menemukan sejumlah hal yang mengejutkan. Mulai dari rahasia Egon Spengler hingga upaya memperbaiki hubungan antar anggota keluarga.

Mengingat film ini adalah sekuel dari film tiga dekade lalu, berikut gambaran Ghostbusters (1984) dan Ghostbusters II (1989) sebelum menyelam dalam kisah Ghostbusters: Afterlife.

Ghostbusters (1984)

Ghostbusters (1984) mengisahkan awal mula terbentuknya tim Ghostbusters. Peter Venkman (Bill Murray), Ray Stantz (Dan Aykroyd), dan Egon Spengler (Harold Ramis) adalah peneliti paraspychology di Columbia University.

Mereka bertiga kerap melakukan serangkaian penelitian terkait fenomena dan aktivitas paranormal dengan menggunakan beasiswa dan hibah dari kampus.

Hingga suatu kali, mereka menemukan kasus aneh terjadi di New York Library. Di sana, mereka untuk pertama kalinya melihat sosok hantu secara nyata dan bukti-bukti fisik keberadaan mereka.

Ketika baru akan meneliti lebih jauh, pihak kampus mendadak menghentikan pembiayaan penelitian tersebut karena menganggap tidak berguna dan tak ilmiah.

Terdesak akan situasi ekonomi dan masih terdorong untuk melakukan penelitian soal hantu, ketiganya memilih membuka jasa menangkap hantu bernama Ghostbusters dengan modal warisan yang dimiliki Ray.




Ghostbusters (1984)Film Ghostbusters (1984): Peter Venkman (Bill Murray), Ray Stantz (Dan Aykroyd), dan Egon Spengler (Harold Ramis) adalah peneliti paraspychology di Columbia University.: (dok. Columbia Pictures via IMDb)

Mereka membeli semua yang dibutuhkan, peralatan, mobil, pakaian, termasuk ruko bekas kantor pemadam kebakaran sebagai markas. Dari sana, bisnis Ghostbusters dimulai.

Mereka juga mendapatkan dua tambahan anggota, Janine Melnitz (Annie Pots) sebagai sekertaris dan Winston Zeddemore (Ernie Hudson) sebagai anggota Ghostbusters keempat.

Pekerjaan itu terbilang tidak mudah. Mereka kerap dianggap pembohong, belum lagi tudingan mencemarkan lingkungan. Hingga kemudian, sebuah kasus yang dibawa Dana Barrett (Sigourney Weaver) mengubah hidup mereka.

Ghostbusters digarap oleh Ivan Reitman yang juga bertindak sebagai produser. Di bangku penulis, film ini ditulis oleh Dan Aykroyd dan Harold Ramis.

Film ini ditulis oleh Dan Aykroyd karena terdorong dengan minat dan riwayatnya akan dunia paranormal. Apalagi, ayahnya merupakan penulis buku A History of Ghosts dan ibunya mengklaim bisa melihat hantu.




Ghostbusters (1984)Ghostbusters (1984). (dok. Columbia Pictures via IMDb)

Ghostbusters (1984) mendapatkan banyak pujian dan kesuksesan box office. Film ini menggabungkan komedi, aksi, dan horor sekaligus. Selain itu, film ini termasuk menggunakan teknik efek visual yang canggih di masanya.

Film berbujet US$25-30 juta ini berhasil mengantongi US$295,2 juta dan menjadi titik awal kisah waralaba para pemburu hantu.

Tercatat, waralaba film ini telah menghasilkan dua serial televisi yang sukses pada dekade ’90-an, buku komik, video gim, tiga film layar lebar setelahnya, hingga wahana hiburan bertema hantu.

Atas pengaruh film pada budaya populer dan Amerika, pada 2015, Perpustakaan Kongres memilih film ini untuk dikoleksi di National Film Registry.

[Gambas:Youtube]

lanjut ke sebelah…


Kelanjutan Kisah Ghostbusters


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *