Menjaga Kesehatan Paru dari PPOK



Jakarta, Indonesia —

Setiap Rabu minggu ketiga November, dunia merayakan World Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau Hari Penyakit Paru Obstruktif (PPOK) Sedunia. Tahun ini, Hari PPOK Sedunia jatuh pada 17 November.

Peringatan Hari PPOK Sedunia dicanangkan sejak 2002. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah ‘Healthy Lung Never More Important’ yang berarti tak ada yang lebih penting dari kesehatan paru.

“PPOK ini adalah penyakit pernapasan yang bersifat progresif, sifatnya makin berat. Berbeda dengan pneumonia, itu yang diserang jaringan paru, kalau PPOK ini di saluran pernapasan,” kata dokter spesialis paru di RS Hermina Tangkuban Perahu, Malang, Susanthy Djajalaksana, dalam konferensi pers bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Rabu (17/11).

Secara global, tercatat lebih dari 300 juta orang hidup dengan PPOK. Sedangkan di Indonesia terdapat sekitar 4,8 juta kasus. PPOK umumnya terjadi pada mereka yang berusia dewasa (45 tahun ke atas) dan kerap terpajan polusi baik luar ruangan maupun dalam ruangan dan asap rokok.

Gejala PPOK

Dikutip dari dari Mayo Clinic, gejala PPOK meliputi kesulitan bernapas, batuk, ada produksi lendir dan mengi atau napas yang berbunyi.

Ada dua kondisi paling umum yang mengakibatkan PPOK yakni emfisema dan bronkitis kronis.

Emfisema adalah kerusakan alveoli atau kantung udara dalam paru. Kantung kehilangan bentuk dan kemampuan untuk mengendur selama fase menghembuskan napas. Udara pun terperangkap di paru, sehingga membuat alveoli menggembung dan terjadi obstruksi jalan napas.

Dikutip dari Medical News Today, paru-paru bisa mengalami hiperinflasi sehingga mengurangi pertukaran gas. Orang jadi sulit bernapas dan mengoksidasi darah secara efektif karena ada gangguan dalam mengeluarkan karbon dioksida.

Di sisi lain, bronkitis kronis adalah peradangan pada lapisan saluran udara. Kondisi ini mengakibatkan pembengkakan dan pembentukan sejumlah besar lendir. Orang dengan bronkitis kronis kesulitan bernapas.

“Emfisema ini lebih banyak gejala sesak, batuk kering. Sedang pada bronkitis kronis, hampir semua kasus itu batuk berdahak dan sangat banyak,” imbuh Susanthy.

Simak cara menjaga kesehatan paru di halaman berikutnya.

Menjaga Kesehatan Paru dari PPOK


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *